yellow and red
  • Home
  • About
  • Colors
    • Daily
    • People
    • Review
    • Travel
  • Words
    • Thoughts
    • Writing
    • Tips
  • Shop
  • UNCLETIVO.COM

Tanah Dingin dan Atap-Atap Kaca

December 5, 2021 • Prisanti • Leave a Comment

Di kesibukan yang tidak terlalu berarti, hari ini ada namamu di antara baris kebisingan.
Sudah banyak berita yang menyayat, tapi cerita tentangmu yang paling dekat.
Untuk sesaat, tidak ada kata yang bisa dipahat.
Kemudian, kalimat makian.
Juga hati yang terluka.

Tanah dingin yang terasa hangat.
Darah panas yang terasa dingin.
Apa arti manusia?
Apakah dunia hanya tentangnya dan kerabatnya?
Juga moral usang dan agama-agama KTP.

Mereka berbicara tentang memecahkan atap-atap kaca dan pengesahan undang-undang.
Tapi mungkin atap itu tidak sekedar terbuat dari kaca dan hukum tidak pernah ada.
Apakah kami terlambat?
Apakah kami gagal lagi?
Berbedakah kami dan mereka?

Suara-suara dan teriakan dunia maya.
Apakah kalimat-kalimat ini bisa terdengar seperti suara?
Atau hanya bisik-bisik di hingar bingar yang penuh kepentingan.
Kepentingan yang tentunya bukan milik kita.
Yang kemudian lewat dan tak berarti,
seperti yang sudah-sudah.

Semua yang terbuat dari tanah kembali ke tanah.
Meninggalkan hati yang terluka dan keputusasaan.
Tentangmu.
Tentang tanah dingin dan atap-atap kaca.

Semoga hangat menyelimutimu di malam-malam setelahnya.
Tidak seperti dingin yang kami rasa tanpamu.
Tidak seperti malam yang kemudian terlupa,

karena bising lain yang tanpa makna.

Mengikuti Kelas Daring Coursera – Apa dan Bagaimana

October 16, 2020 • Prisanti • Leave a Comment

Sudah sebulan ke belakang, saya mengikuti kelas online via Coursera dan hari ini saya berhasil menyelesaikannya. Ini pertama kalinya saya mengikuti kelas daring semacam ini, yaitu yang benar-benar ada dosennya dari universitas luar negeri dengan topik social science. Saya sendiri sering ikutan workshop daring, mulai dari Skillshare, Domestika, maupun kelas Lingkaran dan Tempo. Tapi kebanyakan topiknya berhubungan dengan dunia kreatif.

Sebenarnya, saya sempat berpikir apakah saya mampu mengikuti kelas online di antara kesibukan di rumah? Apakah saya masih bisa belajar hal baru yang ada embel-embel science, critical thinking, dll, dst? Tapi lagi-lagi, sepertinya saya selalu memandang rendah diri sendiri. Saya tahu kelas daring semacam ini bukan hal baru buat sebagian orang tapi buat saya, ini sebuah pencapaian yang mungkin akan selalu saya ingat.

Saya ingin menuliskan post ini secara lebih universal, karena saya ingin lebih banyak orang bisa mengambil segala hal yang baik dari pengalaman ini. Jadi, saya akan membuatnya dalam format yang mudah, yaitu 5W+1H (in no particular order).

[Read more…]

Tentang Kita dan Mereka

March 23, 2019 • Prisanti • Leave a Comment

Dalam berkehidupan, saya cenderung membatasi diskusi seputar politik di ruang publik. Selain tidak terlalu memahami secara mendalam, beberapa tahun ke belakang kata ‘politik’ terdengar sangat kotor. Definisi politik terasa sangat elit sekaligus sangat rendah. Selama tahun 2014-2017 kemarin, saya sempat menuliskan beberapa kekesalan saya yang sebenarnya membicarakan politik tapi bernarasi ketidaknyamanan dan ketidaktenangan.

Tahun 2019 sendiri digadang-gadang sebagai tahun politik karena adanya Pemilu di bulan April mendatang, tapi nyatanya setiap tahun terasa seperti tahun politik. Kali ini, saya memberanikan menulis post ini karena sepertinya mulai banyak ruang-ruang aman yang muncul seputar politik yang ditujukan untuk anak muda. Asumsi merupakan channel yang menurut saya bersikap netral untuk menghadirkan tokoh-tokoh politik tanpa mengubahnya menjadi arena pertarungan. Saya sendiri mempunyai banyak pandangan baru tentang FH, yang ternyata berani mengemukakan pendapatnya tentang ketidakbenaran and staying true to his values. Atau AH yang ternyata punya pandangan luas tentang Indonesia di mata dunia, sehingga membuat saya paham kenapa performanya di kontenstansi Cagub DKI terlihat sangat buruk (he definitely needs a bigger stage!).

PS: Maaf saya nggak akan menyebutkan nama dan mungkin bisa membuat tulisan ini terasa seperti artikel kriminal (hahaha), tapi bisa diklik aja link videonya yaa.

Buat saya sendiri, tahun ini kembali menjadi perang hashtag yang menurut saya, tidak relevan. Banyak orang takut tentang para prajurit cyber yang menyebarkan ketidaknyamanan di antara para pengguna sosial media. Terlepas dari hasil pemilu Gubernur Jabar dan DKI Jakarta, saya sendiri masih belum percaya bahwa hal ini menggambarkan kondisi sesungguhnya dari pemilih aktif saat ini.

[Read more…]

The Reflection in The Mirror

October 6, 2018 • Prisanti • Leave a Comment

When the terms self-love surfaced in recent years, people describe the terms with the ability to accept themselves and trying to start taking care of themselves better. Acceptance of their flaws and the imperfection. But when it comes to physical appearances or looks, sometimes, the term won’t apply completely. Women, especially women, sometimes feel inferior in front of other women. A flawless Selebgram, the women effortlessly strutting the airport with no eye-bag, the stylish random people on the street. I unconsciously being ashamed of myself seeing people at a wedding reception, wearing a full make-up and completely perfect hair. Often times, I told myself I really don’t care. That’s not what I’m comfortable of wearing, that’s not how I want to see myself. But other times, I feel that I need to have a full make-up and completely perfect hair to be accepted, to be normal.

When I was in junior high, there was a popular hair treatment that able to straighten your hair for a couple of months. I guess, that was the time Meteor Garden started their popularity and suddenly, everybody wanted a straight long hair. Me included. I asked my mother to go to the hair salon and undergo the treatment. I guess that’s when my thoughts about the acceptance started. I have a wavy and curly hair, so I feel that I need to have straight long hair to be accepted, to be normal.

[Read more…]

Menerima Hangat

September 17, 2018 • Prisanti • Leave a Comment

Minggu lalu, saya kembali menghadiri acara ceritaperempuan.id yang diadakan di Jakarta dengan judul ‘Berbicara Jujur Mengenai Post Partum Depression’. Tema tentang depresi setelah melahirkan adalah suatu hal yang belum banyak dibicarakan di ruang publik. Banyak gerakan tentang kesetaraan gender, banyak kegiatan tentang hak-hak perempuan dalam dunia kerja, tapi justru kegelisahan setelah menyandang kata ‘ibu’ jarang diceritakan secara terang-terangan. Padahal, menjadi seorang ibu adalah hal yang paling dekat kaitannya dengan perempuan. Topik mengenai Post Partum Depression (PPD) dan tema mengenai motherhood secara keseluruhan merupakan hal yang ingin sekali saya pahami. Bukan karena saya sudah menikah dan mungkin akan menjadi ibu nantinya, tapi karena semuanya terasa asing bagi saya. Saya tidak lagi bisa merujuk kepada kata-kata ibu saya sendiri, karena mungkin, ibu masa kini lebih mempunyai banyak permasalahan dan tantangan yang harus dihadapinya.

Buat saya yang sudah pernah beberapa kali datang ke Sesi Berbagi ceritaperempuan.id, acara kali ini mungkin bisa dibilang acara yang paling besar yang diadakan di Jakarta. Bertempat di Twinhouse Cipete, acara ini merupakan hasil kerja sama dengan woop.id dan googaga, dua nama yang mungkin tidak asing lagi di kalangan ibu-ibu Jakarta. Acara ini dipandu oleh Puty yang sudah sering bercerita tentang kesehariannya sebagai ibu lewat ilustrasi buatannya.

Acara kali ini dimulai dengan pembacaan puisi dari Mba Kiky tentang keseharian menjadi Ibu. Cara Mba Kiky bertutur membuat saya masuk ke sebuah rumah dan mengintip sebuah ruang kecil yang begitu personal; tentang balok-balok kayu dan sebuah ciuman yang diberikan ketika sang buah hati terlelap. Pembuka yang sangat tepat untuk mengantarkan kita memulai pembicaraan pada pagi itu.

[Read more…]

  • 1
  • 2
  • 3
  • …
  • 12
  • Older

© 2008 PRISANTI PUTRI