Menelusuri Katalog Daring IKEA 2020

Salah satu hal yang ingin sekali saya lakukan kalau pandemi berakhir adalah mengunjungi IKEA :))

Walaupun di Indonesia sendiri kelihatannya IKEA tak ubahnya seperti wahana rekreasi dan berbelanja daring lewat websitenya sudah sangat mudah, tapi semua pasti setuju bahwa melihat berbagai furnitur yang disusun rapi dalam contoh ruangan yang ada IKEA adalah suatu hal yang sangat menyenangkan.

Tahun ini, IKEA tidak mencetak katalog terbarunya. Sebuah keputusan yang berani mengingat 70% budget marketing tahunan IKEA dicurahkan kepada pembuatan katalognya. Tapi, keputusan tersebut tentu sangat masuk akal di masa pandemi sekarang. Walaupun masih ingin mengoleksi katalog terbarunya tapi saya harus puas memandangi katalog IKEA versi daring. Harus saya akui, katalog daring IKEA semakin interaktif. Kita bisa langsung mendapatkan keterangan produk dan tautan untuk langsung berbelanja.

Berikut ini, beberapa produk-produk di Katalog IKEA 2020 yang menurut saya menarik. Saya juga mau memberi beberapa nama brand lokal yang nggak kalah menarik untuk dilirik.

Read more

Starting Small – Memanfaatkan Data

Setelah sebelumnya mengulas tentang cara penghitungan finansial sederhana, sekarang saya ingin membahas hal yang tidak kalah pentingnya: Data.

Akhir-akhir ini, kita pasti pernah mendengar kata Big Data, pekerjaan dengan titel Data Researcher, ataupun beberapa workshop berjudul Data Science. Pekerjaan yang 10 tahun lalu ini masih eksklusif dikerjakan oleh research company seperti McKinsey, sekarang sudah umum dikerjakan oleh seorang individu. Nggak aneh kalau beberapa universitas sudah memiliki jurusan atau mata kuliah Data Science di kurikulumnya. Data seakan menjadi salah satu tolak ukur penting yang digunakan sebagai penentu keputusan-keputusan bisnis ataupun arah perusahaan sekarang ini.

Apakah bisnis kecil juga harus ikut-ikutan memperhatikan hal ini? Data apa yang sebenarnya dimaksud dan apakah akan berguna untuk kelangsungan bisnis kita? Apa nggak bisa kelihatan dari menghitung stok barang saja? Nah, kali ini saya ingin mencoba berbagi hal-hal sederhana tentang bagaimana kamu bisa menggunakan dan memaksimalkan data yang kamu miliki dalam bisnis kecilmu.

Read more

The Other Skincare Routine

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berbagi tentang skincare routine yang saya gunakan. Di post tersebut, saya menganjurkan bahwa kalau punya teman/saudara yang berjenis kulit sama, kita bisa share skincare supaya lebih hemat. Nah, karena sejak bulan Maret kemarin saya pindah ke rumah baru dan tidak lagi tinggal bersama kakak, saya tidak bisa lagi share essence dan serum favorit. Akhirnya sayapun memutuskan untuk membeli 1 set skincare routine baru menggantikan beberapa produk yang memang sudah habis. Kali ini, saya mencoba merek Cosrx.

Read more

The Budget Game

Akhir-akhir ini, nggak terhitung berapa kali saya berkunjung ke IKEA. Walaupun jaraknya lumayan jauh dari rumah, tapi tetap saja saya rela melintasi provinsi untuk datang ke Tangerang :)) Tampaknya sudah bukan rahasia lagi kalau penduduk dunia pada umumnya suka menghabiskan waktu berkeliling IKEA. Terbukti dengan tokonya yang nggak pernah sepi, haha. Mungkin banyak yang sekedar mencari inspirasi, memenuhi keperluan furnitur rumah tangga ataupun menganggapnya sebagai rekreasi dan numpang makan.

Sekarang ini, IKEA sudah memiliki layanan pengantaran online. Pengirimannya memang lebih mahal dari ekspedisi biasa tetapi menurut saya, lebih hemat dibanding jastip (untuk barang-barang ringan) kalau pembelian barang lebih dari 5. Sila dihitung-hitung sendiri sesuai kebutuhan yaa. Sedangkan kalau barang yang dibeli banyak ataupun berat dan jarak rumah ke IKEA lumayan jauh, menurut saya sih ongkos pengirimannya masih sepadan dibanding effort untuk datang langsung ke IKEA.

Saya sendiri memang banyak menggunakan furnitur IKEA untuk mengisi rumah. Design barang-barang IKEA yang minimalis dan ukurannya yang compact, sangat pas dengan kebutuhan saya yang memiliki space rumah yang terbatas. Untuk hitungan harga di Indonesia, menurut saya harga barang-barang di IKEA ada yang bisa sangat bersaing dengan barang lokal. Kita memang bisa mendapatkan harga miring dengan membawa katalog IKEA ke pengrajin lokal untuk dibuatkan duplikatnya tetapi kadang, ada juga warga biasa yang terlanjur malas dan nggak tahu pengrajin mana yang punya kapabilitas baik dan harga yang bersaing.

Kalau menurut saya, penetapan harga barang-barang IKEA cukup fair berdasar kualitas. Dengan ukuran barang yang hampir sama, kita bisa menemukan meja senilai 79.000 dengan material serbuk kayu dan meja yang bernilai 599.000 dengan material pinus. Istilahnya, ada harga ada barang. Nah, karena akhir-akhir ini saya lumayan sering mengecek website IKEA, kali ini saya membuat beberapa perbandingan barang yang fungsi dan designnya kurang lebih mirip tetapi memiliki harga dan kualitas yang agak berbeda.

Lampu meja IKEA PS 2017 (IDR 499.000) vs Lampu kerja TERTIAL (IDR 179.000)

Untuk sebagian orang, design modern identik dengan warna yang minimalis. Putih, hitam, ataupun warna kayu alami seperti yang sering kita lihat di rumah-rumah Jepang. Walaupun suka segala hal yang berwarna, saya sendiri nggak punya banyak baju ataupun furnitur yang berwarna-warni. Kebanyakan lemari dan rak di rumah saya warnanya coklat tua (karena kompromi dengan suami, cih). Lampu berwarna kuning ini menurut saya pas sekali untuk menambahkan a hint of personality. Ukurannya yang kecil tetapi dengan warna yang mencolok membuatnya nggak berlebihan, tetapi bisa menjadi center of attention.

Read more

Menulis dari Hati

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat membaca post Puty seputar Blogging. Isinya sendiri berkisar tentang tips dan trik untuk memulai nge-blog dan bagaimana untuk selalu konsisten. Menurut saya, post-nya menarik banget apalagi buat yang nggak tahu harus memulai darimana ataupun ingin mulai menjadikan blog sebagai penghasilan. Saya sendiri mulai menulis dan punya blog sekitar tahun 2008 semasa kuliah. Isinya tentu nggak jauh-jauh dari luapan perasaan maupun jurnal sehari-hari. Karena kebetulan saya suka menulis puisi, tentu penulisannya penuh dengan ‘kode-kode’. Ini salah satu tulisan saya tahun 2010.

Seiring waktu, saya merasakan bahwa momen menulis di blog adalah sebuah cara untuk relaksasi buat diri sendiri dan membuat saya merasa lebih produktif karena ‘menghasilkan sesuatu’ walaupun cuma sebaris atau dua baris kalimat. Sampai saat ini, isi blog ini masih cenderung berisi pemikiran saya, puisi/cerita, dan beberapa tips maupun inspirasi yang saya dapatkan sehari-hari.

Saya termasuk orang yang suka melihat sisi positif suatu keadaan. Jadi, merebaknya kembali blog dan fungsinya yang sudah bisa menjadi lahan penghasilan ataupun pekerjaan, membuat saya turut berbahagia. Walaupun banyak blog yang lebih berbentuk ‘majalah’ dan berisi review produk ataupun lebih ke profit-oriented, saya nggak lantas kesal. Karena pada akhirnya, lebih banyak kata yang dibagi ke dunia and that’s what matters :3

Tapi apakah semua blog zaman sekarang harus profit-oriented? Harus selalu ada foto flat-lay-nya? Apakah setiap post harus lebih dari 1000 kata? Nah, kali ini saya mau berbagi tips menulis versi saya dan beberapa manfaatnya. Saya sadar sih, saya nggak terlalu punya banyak achievement dari menulis. Pengalaman menulis saya cuma seputar menulis di blog, menulis script beberapa film pendek amatir, dan review film. Saya nggak pernah nulis buku ataupun blog post saya dibaca ribuan orang. Tapi seperti yang sudah saya bilang, kegiatan menulis membantu saya menemukan diri sendiri dan mungkin suatu saat akan membantu kamu menjadi pribadi yang lebih baik.

Read more