Mendengar dalam Hangat

Mendengar adalah sebuah kegiatan sehari-hari yang kalau dirasakan mendalam sangat sulit dilakukan. Saya beberapa kali menuliskan pentingnya “mendengar” sebagai salah satu cara melatih kepekaan maupun cara kita bereaksi terhadap sesuatu (baca di sini dan di sini). Weekend kemarin, saya datang ke salah satu event Cerita Perempuan dan ingin berbagi sedikit pengalaman tentang apa yang saya dapatkan kemarin.

Cerita Perempuan sendiri sejatinya ingin menjadi wadah untuk berbagi cerita. Saya pernah menulis salah satu post di sana dan tidak pernah ketinggalan update-nya setiap minggu (post terbaru selalu tayang setiap hari Senin & Kamis). Buat saya sendiri yang senang mendengarkan cerita dan memahami sudut-sudut pandang baru, Cerita Perempuan menghadirkan sesuatu yang dekat dengan keseharian tanpa terkesan menggurui. Mungkin karena gaya berceritanya yang memang mengambil titik balik masing-masing penulis dan apa yang bisa diambil di sana. Selain berbagi cerita di blog setiap minggunya, Cerita Perempuan sudah beberapa kali mengadakan event di Bandung dan Jakarta. Saya pernah sekali datang ke event-nya yang waktu itu membahas tentang Perempuan di Dunia Karir. Event-nya sendiri lebih kepada sharing pengalaman maupun kegelisahan seputar tema yang dibahas.

Weekend kemarin, tema yang dibahas adalah tentang Self Esteem. Topik yang menurut saya kompleks, sensitif, dan kadang sulit diterawang apakah kita sebenarnya sudah memilikinya atau tidak. Seperti event sebelumnya, sudah ada beberapa teman dari Cerita Perempuan yang menjadi narasumber sharing di hari itu dan kita juga diberi kesempatan untuk menceritakan pengalaman kita sendiri tentang topik tersebut. Saya pribadi suka banget dengan format sharing seperti ini, mendengarkan banyak cerita baru dan membawa pulang secuil jiwa di dalam hati.

Di event kali ini, ada sesi yang berbeda dari yang sebelumnya. Setelah sesi sharing selesai, kami dibagi menjadi kelompok kecil dengan jumlah 3 orang. Kita diberikan kesempatan untuk berbicara secara bergiliran dan menjawab pertanyaan yang diberikan Cerita Perempuan selama 2 menit dalam kelompok kecil tersebut. Dalam waktu 2 menit, selain yang sedang diberikan kesempatan berbicara kita hanya diperbolehkan mendengar tanpa berkomentar sama sekali, which I think is a good way to actually learn how to listen. Menurut saya, pertanyaan-pertanyaannya sulit dan cukup intim (kita ditanya apa ketakutan terbesar kita dong, haha), tapi saya suka banget sesi ini.

Buat saya yang sering insecure dan kadang takut berada di kelompok besar (saya paling benci yang namanya Focus Group Discussion kalau interview kerja), hal ini merupakan pengalaman baru buat saya. Menariknya, saya justru merasa lebih aman untuk bercerita kepada orang yang tidak saya kenal. Kemarin saya sekelompok dengan Fafa dan Ella, orang-orang yang sebenarnya asing buat saya. Saya pernah ketemu Fafa sekali di event Cerita Perempuan sebelumnya dan baru ketemu Ella di hari itu. Tapi saya bisa berbagi hal-hal yang sensitif yang ada di kepala tanpa merasa di-judge sama sekali. Hal yang menurut saya, jarang sekali saya temui. Terima kasih ya Fafa dan Ella :3

Untuk saya pribadi, di usia kepala 3 ini, nggak jarang saya mendengar petuah bahwa inilah saatnya lingkaran teman justru akan semakin mengecil. Tapi, saya justru makin terbuka untuk bertemu lebih banyak orang and actually more curious to listen to their stories, what shapes them into someone they are today.

At the end of the day, I feel very warm and take home all the positive feeling inside. Feeling really thankful to find more beautiful souls that day.

PS: Untuk info seputar event Cerita Perempuan bisa cek atau follow social media mereka di @ceritaperempuan.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.