Nggak kerasa sudah lebih dari sebulan, saya berhenti menulis di sini. Bukannya sok sibuk atau tiba-tiba malas menulis, tapi saya nggak tahu mana yang sebaiknya dibagi dan mana yang tidak dibagi di kehidupan saya. Batas privacy di dunia maya memang sudah mengabur, tapi saya masih berusaha untuk bisa menyeimbangkannya.
Akhir bulan Maret kemarin, saya menikah. Berkebalikan dengan fakta bahwa saya hidup di kota besar dan tumbuh dengan film Disney, saya tidak pernah terpikir tentang pernikahan. Kalaupun ada orang-orang yang ingin merayakan pernikahan dengan mengundang teman-teman terdekat saja, saya bukan salah satunya. Mendengar ‘perayaan’ dan ‘pesta’ saja sudah membuat saya tidak nyaman. Sejak lulus kuliah, saya memang lebih banyak menutup diri dan membatasi lingkup pergaulan (bahkan hasil tes kepribadian saya berubah dari extrovert ke introvert sejak 8 tahun ke belakang). Saya memang tidak nyaman berada di keramaian sejak lama, tapi saya merasa kondisi saya lebih memburuk akhir-akhir ini. Itulah sebabnya persiapan dan momen pernikahan saya kemarin adalah suatu masa yang paling ingin segera saya lewati secepatnya.
Read more