Tanah Dingin dan Atap-Atap Kaca

Di kesibukan yang tidak terlalu berarti, hari ini ada namamu di antara baris kebisingan.
Sudah banyak berita yang menyayat, tapi cerita tentangmu yang paling dekat.
Untuk sesaat, tidak ada kata yang bisa dipahat.
Kemudian, kalimat makian.
Juga hati yang terluka.

Tanah dingin yang terasa hangat.
Darah panas yang terasa dingin.
Apa arti manusia?
Apakah dunia hanya tentangnya dan kerabatnya?
Juga moral usang dan agama-agama KTP.

Mereka berbicara tentang memecahkan atap-atap kaca dan pengesahan undang-undang.
Tapi mungkin atap itu tidak sekedar terbuat dari kaca dan hukum tidak pernah ada.
Apakah kami terlambat?
Apakah kami gagal lagi?
Berbedakah kami dan mereka?

Suara-suara dan teriakan dunia maya.
Apakah kalimat-kalimat ini bisa terdengar seperti suara?
Atau hanya bisik-bisik di hingar bingar yang penuh kepentingan.
Kepentingan yang tentunya bukan milik kita.
Yang kemudian lewat dan tak berarti,
seperti yang sudah-sudah.

Semua yang terbuat dari tanah kembali ke tanah.
Meninggalkan hati yang terluka dan keputusasaan.
Tentangmu.
Tentang tanah dingin dan atap-atap kaca.

Semoga hangat menyelimutimu di malam-malam setelahnya.
Tidak seperti dingin yang kami rasa tanpamu.
Tidak seperti malam yang kemudian terlupa,

karena bising lain yang tanpa makna.

Mengikuti Kelas Daring Coursera – Apa dan Bagaimana

Sudah sebulan ke belakang, saya mengikuti kelas online via Coursera dan hari ini saya berhasil menyelesaikannya. Ini pertama kalinya saya mengikuti kelas daring semacam ini, yaitu yang benar-benar ada dosennya dari universitas luar negeri dengan topik social science. Saya sendiri sering ikutan workshop daring, mulai dari Skillshare, Domestika, maupun kelas Lingkaran dan Tempo. Tapi kebanyakan topiknya berhubungan dengan dunia kreatif.

Sebenarnya, saya sempat berpikir apakah saya mampu mengikuti kelas online di antara kesibukan di rumah? Apakah saya masih bisa belajar hal baru yang ada embel-embel science, critical thinking, dll, dst? Tapi lagi-lagi, sepertinya saya selalu memandang rendah diri sendiri. Saya tahu kelas daring semacam ini bukan hal baru buat sebagian orang tapi buat saya, ini sebuah pencapaian yang mungkin akan selalu saya ingat.

Saya ingin menuliskan post ini secara lebih universal, karena saya ingin lebih banyak orang bisa mengambil segala hal yang baik dari pengalaman ini. Jadi, saya akan membuatnya dalam format yang mudah, yaitu 5W+1H (in no particular order).

Read more

Menelusuri Katalog Daring IKEA 2020

Salah satu hal yang ingin sekali saya lakukan kalau pandemi berakhir adalah mengunjungi IKEA :))

Walaupun di Indonesia sendiri kelihatannya IKEA tak ubahnya seperti wahana rekreasi dan berbelanja daring lewat websitenya sudah sangat mudah, tapi semua pasti setuju bahwa melihat berbagai furnitur yang disusun rapi dalam contoh ruangan yang ada IKEA adalah suatu hal yang sangat menyenangkan.

Tahun ini, IKEA tidak mencetak katalog terbarunya. Sebuah keputusan yang berani mengingat 70% budget marketing tahunan IKEA dicurahkan kepada pembuatan katalognya. Tapi, keputusan tersebut tentu sangat masuk akal di masa pandemi sekarang. Walaupun masih ingin mengoleksi katalog terbarunya tapi saya harus puas memandangi katalog IKEA versi daring. Harus saya akui, katalog daring IKEA semakin interaktif. Kita bisa langsung mendapatkan keterangan produk dan tautan untuk langsung berbelanja.

Berikut ini, beberapa produk-produk di Katalog IKEA 2020 yang menurut saya menarik. Saya juga mau memberi beberapa nama brand lokal yang nggak kalah menarik untuk dilirik.

Read more

Sejenak

Perjalanan, ada untuk menemukan.
Tempat baru.
Bintang-bintang baru.

Di tempat gelap, kita menemukan cahaya.
Di tempat terang, kita menemukan bayangan diri. 
Kepada kita yang tidak memulai berjalan; penyesalan, ada untuk dirasakan.

Perjalanan, ada untuk menemukan.
Kesadaran yang baru.
Awal yang baru.

Selamat beristirahat di antara bintang-bintang.
Yang redup, tidak selalu harus padam.

Terkotakkan Kata

Di balik asap, kata ‘kami’ seakan mengubah arti.
‘Kami’ yang tidak ingin dianggap ‘kami’.
‘Kita’ yang tidak pantas dianggap ‘kita’.

Siapakah yang digambarkan sebagai ‘kami’ atau ‘kita’?
Siapakah yang dipanggil ‘mereka’?
Siapakah sang ‘saya’?

Di balik aspal, kata-kata hanya omong kosong.
Bising di sekitar.
Api di kerumunan.
Ketika manusia lupa menjadi manusia, hanya menjadi sekedar kumpulan kata.