Saya sering membaca anggapan bahwa yang namanya kanal sosial media adalah tempatnya dokumentasi yang sudah terkurasi. Semua hal yang indah-indah saja. Lalu ada juga beberapa anggapan yang menyatakan bahwa di balik semua itu ada usaha dan cerita yang tidak diperlihatkan. Dan rentetan penjelasan klise yang menurut saya kita semua sudah paham runutannya. Menurut saya, fenomena ini menarik untuk ditilik.
Category: Thoughts
I find myself a careless one, who cares about a lot of things . A heartless person, who cries at the cinema. Many instead of one. Lovers across galaxies. Above all, I am grateful for being alive. My thoughts for the future and many years ahead.
Berhati-Hati Dalam Memilih Vendor Bisnis
Dalam berbisnis, pasti ada kalanya kita mengalami pasang surut dan good day or bad day. Hari ini, saya mau share sedikit tentang pengalaman dengan salah satu vendor printing kain ketika menjalankan Kawung Living. Saya dan Liza sudah pernah mencoba menggunakan jasa beberapa vendor printing kain selama beberapa tahun ini. Dari mulai pilihan vendornya terbatas, sampai sekarang mulai menjamur. Mulai dari pilihan kainnya masih sedikit banget, sampai sekarang macam-macam jenisnya. Ada yang memang mengecewakan, tapi ada juga yang sampai saat ini selalu menjadi partner yang bisa diandalkan (kami bahkan selalu dapat diskon loyalty setiap pesan di sana).
Tahun 2017 ini, kami mencoba menggunakan kain organik sebagai tambahan dari kain polyester yang biasa kami gunakan. Alasannya karena kami kurang puas dengan hasil jadi kain polyester seperti satin silk polyester untuk bahan Scarf karena terlalu licin dan kurang merepresentasikan bahan kerudung yang biasa kami gunakan. Selain itu, menggunakan kain organik juga bisa membuat kami lebih lega dan tidak was-was untuk mengeluarkan produk-produk lain untuk bayi karena ada beberapa customer yang mengaku bahwa anaknya alergi dengan beberapa kain polyester. Sebelumnya, kami pernah menggunakan kain bersetifikasi organik merek Cloud9, tapi sayangnya kain-kain tersebut harus kami impor (kami punya supplier di Singapura) dan makin lama, makin sulit didapatkan di Indonesia.
Kamipun memutuskan untuk mencari vendor lokal yang bisa memproduksi kain organik sesuai keinginan sehingga nantinya kami bisa memberikan harga yang lebih kompetitif dan tidak memberatkan customer. Pencarian ini sebenarnya masih tergolong sulit karena tidak banyak vendor yang mampu memenuhi permintaan tersebut. Kebanyakan vendor kain organik yang ada hanya mau memenuhi order partai besar yang biasanya dimulai dari printing minimal 500 meter. Untuk retail kecil seperti kami, jumlah minimal tersebut masih tergolong sangat besar dan membutuhkan modal yang belum bisa kami penuhi.
Modern Minimalism
Once in a while, I always paid a visit to bookstores to get updates of what books recently went out. I know I have no extra budget allocated on books, but I make sure to save up to get some books that I really want. One of the books that caught my eyes recently is a book titled Goodbye, Things: On Minimalist Living by Fumio Sasaki. When I read the word ‘minimalist’ on top of its cover, I thought, oh is it another Marie Kondo kind of thing? Though I haven’t read Kondo’s book, I get a glimpse of what she’s trying to do because EVERYBODY was talking about it.
First Thing First: Understanding Your Own Feelings
Saya banyak menemukan diri di pemikiran dalam diri sendiri. Kadang, ada hal-hal yang nggak bisa kita tangkap walaupun banyak orang dan buku self-help menyarankan kita hal tersebut, tapi malah kita dapatkan dalam hal-hal kecil yang terjadi sehari-hari. Maka kali ini, saya ingin membagi proses berpikir yang pernah saya alami. Mungkin berguna, mungkin juga tidak, karena saya paham untuk sampai ke suatu tahap pemikiran, manusia punya cara yang berbeda-beda. Menurut saya, itulah mengapa pelajaran tentang manusia selalu menarik dan perbedaan itu justru harus dirayakan. Memahami emosi yang kita miliki dapat membantu kita untuk lebih memiliki self-worth maupun pemahaman terhadap diri sendiri.
***
Saya percaya, semua teknologi diciptakan dengan tujuan untuk memperbaiki harkat kehidupan kita, begitupun dengan sosial media. Akhir-akhir ini, saya sering menemukan blog post ataupun curhatan yang dimulai dengan kata-kata semacam ini: sosial media mengubah banyak hal di sekitar kita, baik maupun buruk. Hal tersebut nyata adanya karena tidak bisa dipungkiri kehadiran sosial media membuat kita mengubah cara bersosialisasi dan kebiasaan sehari-hari.
Dari semua impresi yang ditimbulkan oleh scrolling timeline, mengintip sebagian kecil kehidupan orang lain, kemudian membandingkan diri kita dengan mereka, salah satu rasa yang paling umum dan wajar ditemukan adalah: iri hati. Kata ini mungkin lebih dikenal dalam Bahasa Inggrisnya, Envy. Keinginan untuk memiliki sesuatu yang dimiliki orang lain. Dalam kepercayaan Yunani yang mendefinisikan 7 Deadly Sins, Envy termasuk di salah satu dosa terbesar karena dapat mengakibatkan perasaan buruk lainnya. Sehingga wajar jika kata iri biasa dipadukan dengan dengki. Karena adakalanya, iri hati akut membuat kita memiliki tendensi untuk membenci seseorang/sesuatu.
Saya sendiri pernah mengalami fasa iri hati tersebut. Di kasus saya, paduan perasaan yang terjadi bukan dengki, tetapi minder dan rendah diri. Walaupun saya sudah berdamai dengan diri saya sendiri, tapi saya tidak menyangkal bahwa saya masih beberapa kali mengalaminya. Beberapa waktu yang lalu saya menulis tentang kesehatan mental dan kebahagiaan, yang kalau ditarik garis masih berhubungan dengan semua perasaan yang saya sebutkan di atas, iri hati, dengki, dan rendah diri.
Naming Fear
A few weeks ago, my friend Mega asked me to watch It on the cinema. Although I thought the movie would be a thriller/mystery, I was a little bit surprised that the movie actually falls to a horror genre. The main ‘ghost’ in the movie takes form as a clown, later known as Pennywise, The Dancing Clown. I, personally, have never really like a clown since I was a kid and would like to define it as ‘disturbing’ and ‘not really pleased to look at’, but never really fear it wholeheartedly. But aside from all the spooky and scary things, I find the movie is quite interesting from the way they approach the word ‘fear’.