//January 25, 2010//
Hari ini, langit kembali berubah merah. Tetesan darah kembali ditumpahkan ke bumi. Hei dewa, masihkah kau tertawa dalam keceriaan? Masihkah kau merayakan pestamu? Sudahkah kau puas dengan alunan musikmu?
Dentuman irama genderang mengalun syahdu. Bagimu. Bukan bagi kami.
Bagi kami, yang ada hanya tangisan, dan tegakan darah dari para saudara yang berperang.
Wahai Ares, kau pemusik yang jenius. Ritme indah dan nada merdu selalu terlontar dari genderang perangmu.
Wahai dewa, hentikan pestamu!
Karena besok, salah satu dari kami akan merebut genderang itu. Tungggulah pesta kami di bawah nirwanamu.
Inspired by Best Friend Hafidh’s original.