//June 16, 2010//
Bahasa asing memang keren, dan saya kerap kali menggunakannya. Untuk menumpahkan sakit hati, sesal, senang, dan bahagia. Menunjukkan seberapa intelek kita dengan ribuan kosa katanya, yang terucap lidah dengan mewah.
Tapi sejujurnya, saya lebih suka menulis dalam Bahasa. Dalam kata yang terlontar lincah dan mengalir ringan. Bahasa yang dilafalkan Ibu dan saudara sedarah. Saya tidak hafal EYD, dan tidak punya KBBI. Saya sering menulis ‘yang’ dan ‘dengan’ setelah titik, kesalahan terbesar literatur tanah air. Saya memang tak terlalu pandai, tapi saya tetap suka menulis.