//August 17, 2010//
Berkata merah putih seperti berkata darah dan seluruh jiwa. Seperti mengalir dan membumi. Hari ini tertanggal 17 Agustus 2010. Tanggal hanyalah penanda zaman, hanyalah coretan kecil di sudut buku. Tidak sama seperti takdir, dan kita semua tahu apa perbedaannya.
Di salah satu kesempatan saya masuk ke ruang balairung utama Sabuga saat Wisuda, pernah seorang wisudawan menyuarakan kalimat-kalimat penutupnya. Ia berseru keras, ‘Bukan kebetulan bahwa kita ditakdirkan terlahir di tanah ini, Indonesia’, dan saya tahu benar arti kata-kata itu. Takdir buat saya bukan kepasrahan, sehingga saya akan memperjuangkannya hingga mati. Indonesia adalah salah satu dari saya. Dan bangga hanyalah salah satu kata untuk menggambarkannya.
Setiap tahun di bulan Agustus, saya akan berburu berbagai koran dan majalah. Karena saya tahu betul bahwa editorial bulan itu akan berkisar tentang Cinta Indonesia dan saya penggemar berat tema itu. Setiap tahun tidak pernah ada yang sama, selalu akan ada foto terumbu karang, matahari tenggelam, kabut gunung, ataupun senyum yang berbeda. Terselip di salah satu halaman majalah, ataupun di salah satu penjuru pulau. Dan saya tetap akan merasa bangga menyelip di salah satunya.
Beberapa pejuang dan garis keras akan berteriak-teriak di hari ini. Beberapa akan mempertanyakan apa saja yang telah kita capai, apa saja yang belum kita capai, apa lagi yang kurang, dan mengapa semuanya terjadi. Berbagai kata tanya akan mengalir dan saya akan berkata peduli setan. Karena saya punya definisi merah putih sendiri, dan saya akan berteriak-teriak dengan cara sendiri. Takdir menempatkan kita tidak hanya di tanah ini, tapi di suatu jenis tanah yang berbeda. Saya tahu betul bahwa cat di kantong saya akan berbeda dengan para saudara di bumi Timur, dan saya tak akan mempertanyakan apa jenis catnya. Saya hanya akan tanya warna cat apa yang kamu punya, dan warna baru apa yang bisa kita ciptakan.
Dirgahayu Indonesia. 65 tahun hanyalah hitungan. Tetaplah berbangga wahai penginjak bumi dan pencinta laut. Lihatlah darah dan jiwa kalian, masihkah merah putih itu semua? Kalo iya, mari berkenalan dan kita lukis negeri ini lebih indah lagi. Karena masih banyak warna yang tersisa, dan masih banyak kanvas kosong untuk menorehkannya.
Selamat pagi, Indonesia.
Yakinlah bahwa saya tetap akan menginjak tanahmu dan membuatnya menjadi tanah terbaik yang pernah terinjak. Dirgahayu Indonesia, dan bahkan saya tak pernah mencari arti kata dirgahayu di Kamus Besar Bahasa Indonesia. Oh, #indonesia65 berhasil jadi trending topic lagi malam kemarin.