//October 28, 2010//
28 Oktober 2010. Tertanda hari Sumpah Pemuda dan hari ini saya akan menulis dalam Bahasa Indonesia. Minggu ini minggu yang berat bagi bangsa Indonesia. Cuaca yang buruk, banjir, gempa, dan ancaman terburuk, adalah kehilangan kepercayaan. Para pemuda modern di luar sana menyuarakan #prayforindonesia. Bukan ide yang buruk, (tapi mungkin) hanya kurang realisasi. Doa itu disuarakan dengan Tuhan, menuliskannya sebagai hash tag bukan berarti benar-benar berdoa. Saya hanya berharap, semua orang benar-benar berdoa sebanyak mereka menyuarakan tweet-nya. Beberapa berteriak di kolom status dan menyalahkan Presiden, anggota DPR, dan para petinggi lainnya. Mungkin beberapa orang berharap kejadian Wasior terulang kembali, sehingga kita bisa mengolok-olok pemerintahan. Jalan termudah untuk semua masalah adalah menyalahkan orang lain, bukan?
Lucu sekali, ketika melihat banyak orang sok-sokan menulis politik dan kembali menyalahkan anggota DPR yang jalan-jalan ke luar negeri. Karena sengaja atau tidak sengaja, kita bertanggung jawab atas terpilihnya mereka menduduki tempatnya sekarang dan sekaligus memberikan kesempatan untuk penghamburan uang yang mereka lakukan. Memilih atau tidak memilih di Pemilu DPR sama saja, karena keduanya merupakan bukti pertanggung jawaban kita terhadap negara. Jangan merasa bangga dengan pernyataan sarkastik yang kalian keluarkan dan merasa benar karena punya seseorang untuk disalahkan dan dicaci maki. Karena jika kita melihat diri sendiri, hal apa yang sudah kita lakukan untuk membantu negeri ini?