pelajaran hari ini #3 – di perjalanan pulang hari ini

Saya senang punya teman-teman baik di ujung jari yang bisa diajak berdiskusi dan berbicara tentang hal sepele ataupun hal-hal yang menarik. Tentang tes psikotes, tentang emoticon sok imut (:3 atau :*), ataupun tentang artikel yang membanggakan Pertamina (which is totally meaningless).

Di angkutan umum yang membawa saya pulang sore ini, saya diajak berbincang tentang Indonesia.

Topik awalnya tentang artikel Anies Baswedan di Kompas hari ini, para pesohor dunia maya pasti sudah pernah membaca (atau mungkin skimming, atau meng-RT kutipan quote-nya di timeline mereka :P). Lalu berlanjut menjadi perbandingan zaman orde baru dan ‘saat ini’. Harga-harga memang naik drastis, tidak diimbangi dengan pendapatan per kapita yang tidak begitu berubah, tetapi teknologi dan kebebasan berpendapat maju pesat, perbandingan menjadi kian timpang, dan kerangka acuan menjadi semu. Walaupun harga pendidikan semakin mahal, setidaknya beberapa orang tahu bahwa ada yang salah dengan semua ini. Ada sesuatu yang harus diubah. Hal yang membuat saya sedikit lega, bukti nyata bahwa masyarakat semakin cerdas.

Di semua hujatan tentang dunia ‘saat ini’, menyala kembali sebuah lentera kecil. Lentera kecil yang berbisik pelan bahwa ia ingin menjadi besar tanpa perlu menyalahkan keadaan dan mengulang masa lalu. Ia ingin berteman dengan lentera-lentera lain dan tidak ingin membandingkan waktu. Malahan, ia ingin berteman dengan Sang Waktu. Karena kepadanyalah ia siap menanti. Suatu momen ketika perubahan dibutuhkan, ketika sang lentera siap menyalakan lentera-lentera lainnya.

Setelah turun dari angkutan umum, hujan turun perlahan. Saya memilih berjalan kaki dan menerobos hujan, meletakkan jaket merah saya di kepala. Hujan semakin deras, dan gelapnya malam telah menyapa. Di sepanjang jalan, saya melihat ke bawah, kepada derasnya aliran air yang melewati sela-sela kaki saya sesekali kepada gemerlapnya bulir hujan atau pendar lampu rumah-rumah sekitar. Ketika sampai di depan gerbang rumah, saya menengadah ke langit untuk kesekian kalinya di malam itu dan kembali menatap tanah.

Tanah ini masih terlihat indah walau dalam gelap.

Izinkan aku untuk tetap menjadi anakmu.

Selamat malam, tanah tercinta.

2 thoughts on “pelajaran hari ini #3 – di perjalanan pulang hari ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.