Untuk apa kamu menulis?
Saya sering menulis tentang banyak hal acak yang kadang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya. Begitu saja. Membuka Microsoft Word (atau Notepad) dan memasang lagu-lagu acak. Dan lalu, kalimat-kalimat omong kosong.
Beberapa hari yang lalu saya membuka-buka archive blog saya dan menemukan banyak tulisan dengan paragraf acak yang tidak jelas juntrungannya. Mungkin saya masih menulis seperti itu sampai sekarang, bahkan mungkin di paragraf ini. Saya juga menemukan diri saya yang menyebalkan, membenci secara berlebihan, dan sarkastik. Hahaha, masa lalu memang kejam, ya? Saya hanya berharap, saya sudah menjadi orang yang lebih baik sekarang.
Untuk siapa kamu menulis?
Saya menulis tentang apa saja dan kebanyakan untuk saya. Kadang, saya menulisĀ untuk kamu atau untuk saya di masa depan. Saya menulis kepada orang-orang tertentu pada saat-saat tertentu. Mungkin karena saya terlalu malu dan takut untuk berbicara langsung. Karena orang bilang, saya lebih sering berpikir ketika menulis dibanding berbicara (yah, begitulah). Tapi saya senang saya dapat merefleksikan diri saya ketika menulis, saya belajar untuk jadi orang yang lebih baik dengan menulis kalimat-kalimat acak itu.
Kapan kamu menulis?
Saya menulis kapan saja. Ketika melihat foto Joseph Gordon Levitt dan Zooey Deschanel, ketika membaca artikel di internet, ketika melepas seorang sahabat pergi, ketika menonton serial televisi. Semuanya tersamar sandi yang kadang saya lupakan kode pemecahannya. Saya pernah menulis tentang reality show Korea Family Outing dan menulis ini. Sungguh lucu. Saya senang ketika ada yang bisa memecahkan sandi-sandi tersebut dan tahu apa yang sedang saya bicarakan. Saya senang ketika sahabat keren saya Hafidh tahu bahwa saya sedang membicarakan hari-hari Pendidikan LFM terakhir saya ketika menjabat sebagai Manajer Pendidikan (di sini, sini, dan di sini). Dan bagi yang menafsirkannya lain, tidak apa. Toh saya tidak bermaksud untuk dimengerti.
Kenapa kamu menulis?
Karena saya suka.
Dan saya butuh itu untuk hidup.