Anggap saja kita seirama, maka kita bisa menikmati cerita tentang tenggara dan barat laut secara bersamaan.
Anggap saja kita seirama, maka akan ada nada-nada tentang senja yang tak ubahnya dengan irama fajar.
Anggap saja kita seirama, dan laut mempertemukan kita selayaknya padang rumput.
Toh keduanya mencinta matahari dan merindukan bulan.
Sayangnya kita tak pernah sadar, bahwa perang bukan tentang kita. Tapi tentang irama-irama yang tak berusaha saling mendengar.