Semarang – Demak – Kudus

//December 26, 2009//

Semarang, sang ibu kota. Berjaya dengan pelabuhan dan bandara. Menghubungkan berbagai nyawa, dengan berbagai kepentingan. Container-container raksasa warna-warni tertumpuk rapi. Beberapa terguling, tak terurus di tengah lapangan. Perahu-perahu layar tertambat rapi. Dengan warna-warni cantik yang membuat berdecak.

Demak, kota wali. Kota yang hanya tercantum di buku sejarah, perlambang kejayaan masa lalu. Mesjid agung Demak bertempat di alun-alun kota, dengan makam para walinya yang terkenal. Beberapa rombongan datang berkunjung, mencantumkan nama untuk berziarah ke tanah makam.

Tiang mesjid Demak terkenal luas. Diceritakan ketika pembangunan mesjid ini, pilar ke-4 kekurangan kayu. Tingginya tidak serupa. Maka dari potongan-potongan kayu yang tersisa, dibuatlah tiang terakhir. Para pelancong datang melihat, menciumi satu persatu tiangnya.

Kudus, kota kretek. Tempat tembakau-tembakau terbaik dilinting rapi.Sebuah pasar berdiri dekat kota, berisi warung-warung makanan yang berjajar. Menikmati soto kudus yang terkenal, menghabiskan malam dengan senyuman. Mendaki gunung jauh ke atas. Gunung Muria, makam para sunan. Kala pagi dinginnya menusuk, ketika hujan kabutnya membumbung. Iring-iringan ojek tak kunjung berhenti. Dengan rompi merah dan nomer punggung. Bersenjata klakson dan teriakan, menjajakan diri sampai larut malam.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.