Keliling Jepang – Bernostalgia di Tokyo

Mengunjungi Tokyo seperti mengunjungi sebuah ruangan memori yang tidak pernah hilang. Dia selalu ada di sana untuk sesekali menyeruak, dan sesekali diwujudkan. Untuk benar-benar mengunjungi Jepang, tentu saja Tokyo adalah kota yang wajib didatangi. Ketika melihat lampu neon bertuliskan bandara Haneda, ada suatu perasaan lega yang tidak terkira. Ketika akhirnya pagi menjelang, dan benar-benar menyaksikan kereta-kereta yang datang silih berganti dan langkah cepat para pejalan kaki, ada kata bahagia yang tidak terucap.

Berkeliling Tokyo rasanya menyenangkan sekali, karena saya benar-benar merasakan kota metropolitan yang super sibuk dan super canggih. Merasakan ruang-ruang nostalgia menjadi nyata :)

tokyo1

Ini memang seperti mimpi. ketika benar-benar bertemu Nobita di jalan.


DSC01536

Kuil Asakusa yang penuh warni-warni, dan para pendoa yang gemar membungkuk.

DSC01561

Ribuan harapan digantung setiap saat, menabur kesempatan, melepas doa.DSC01569

…bahkan doa-doa yang spesifik :))

DSC01577Dua Buddha duduk bersebelahan. Jika harus memilih salah satu para pendoa mungkin kebingungan akan membungkuk kepada siapa.

tokyo2

Menginjakkan kaki ke Tokodai, para anggota PPI Jepang bernyanyi dan mengalun nada. Membagikan kehangatan dan keceriaan tentang rumah.
tokyo4

Tokyo Sky Tree. Di ketinggian seperti ini apakah kamu tahu kalau langit tidak membedakan para pejalan?

tokyo6

Di antara teriakan keras para koki di dapur dan asap yang mengepul, ada kebahagiaan yang dibagikan beserta segelas teh hangat.

tokyo7

Salah satu sudut Ueno Park, tempat yang populer di kalangan para turis tapi hanya berakhir sebagai tempat tidur para gelandangan jika malam menjelang.

tokyo8

Toko yang dipenuhi dengan pemuda dan bapak-bapak, dan ratusan kartupos bergambar gadis-gadis berbikini maupun seragam baseball.

tokyo9

Jika mengunjungi Meiji Jingu di hari Minggu, bersiaplah untuk melihat pernikahan tradisional Jepang. Dengan puluhan kamera turis yang mengarah, pernikahan tetap berlangsung. Diakhiri dengan foto bersama, sebuah hidup baru telah dimulai.

tokyo10

Di tengah hutan di dalam kota, guci-guci sake dipersembahkan hari itu. Untuk mensucikan apa yang telah mati, menjaganya untuk selalu abadi.

tokyo11

Dan pada akhirnya, dinding ini. Dinding yang tidak pernah hilang di ingatan, dinding yang memang nyata, yang kemudian benar-benar tak pernah hilang di ingatan.

Hai, halo!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.