Kami menyangka melihat dunia. Lewat layar-layar kecil yang mengudara.
Kami menyangka tahu perkara. Lewat satu dua kalimat pembuka.
Kami menyangka yang terbuka. Lewat refrain lagu tentang isu radikal.
Kami menyangka yang terdepan. Lewat artikel investasi, logam-logam mulia, surat reksadana, dan pengaturan finansial. Oh, juga surat-surat hutang.
Kami menyangka yang terhebat. Lewat checklist-checklist panjang dalam resume. Foto-foto penanda. Peta-peta berwarna. Konser-konser di bawah hujan.
Kami menyangka yang berbeda. Lewat kepedulian tentang diri kami, masa depan dunia, tentang pendapat-pendapat oposisi.
Kami hanya sedikit tentang cerita.
Halo, para pemuda 20-an. Dari sekian juta pertanyaan di dunia, yang mana yang ingin dipilih ketika bertemu?
Oh, rupanya yang itu-itu saja.
Selamat malam, selamat melukis peta dunia.