Post ini adalah post kedua untuk post series Happy Website, Happy WordPress. Tema besar pertama yang akan dibahas adalah tentang Happy Blogging 101.
Kebanyakan orang (termasuk saya), tentunya tidak pernah merencanakan jauh-jauh hari akan seperti apa blog saya nantinya. Yang penting punya dulu dan mengisi dengan hal-hal yang kita sukai. Semuapun bahagia :3 Tapi jika kamu ingin membuat blog kamu lebih professional, ada baiknya untuk melakukan blog/website planning. Toh tidak ada perencanaan yang sia-sia. Topik ini akan berhubungan erat dengan topik-topik selanjutnya, yaitu theme, plugins, dan content.
Mulailah dengan menanyakan hal-hal berikut:
Apa tujuanmu membuat blog ini?
Apakah kamu punya tema tertentu dalam membuat blog ini?
Siapa atau golongan macam apa yang kira-kira akan membaca blogmu?
Category atau topik apa saja yang ingin kamu tampilkan?
Page atau halaman apa saja yang ada di blogmu?
Apakah kamu butuh fitur khusus, seperti photo gallery untuk menampilkan foto-fotomu?
Apakah kamu ingin menyimpan blog kamu sebagai jurnal atau sekaligus ingin menjadikannya profitable?
Kalau kamu sudah terbayang hal-hal di atas, sebenarnya kamu sudah punya gambaran brand macam apa yang ingin kamu tampilkan. Design dan isilah blog kamu dengan hal-hal tersebut sebagai guidelines. Berikut ini adalah hal-hal yang bisa kamu coba untuk semakin memperjelas gambaran tersebut.
Mood Board
Tujuan membuat mood board adalah agar kamu bisa menciptakan gaya yang khas. Bukan cuma sekedar layout blog, tapi juga kesan/impresi yang ingin diberikan.
Contoh sederhananya, ini adalah mood board yang saya buat dengan memakai warna kuning sebagai warna dominannya.
Mood board ini dibuat dengan memadukan warna kuning dengan warna cerah lainnya seperti pink. Mood board seperti ini dengan pilihan pattern yang playful akan memberi kesan ceria dan menyenangkan.
Sedangkan mood board ini dibuat dengan menggunakan warna hitam putih dengan aksen kuning. Kesan yang ingin ditimbulkan adalah gaya yang lebih modern dengan design warna minimalis, tapi tetap memiliki gaya khas.
Pembuatan mood board ini sama halnya dengan kita memasang pin di Pinterest. Pilihlah gambar, pattern, atau foto yang paling mencerminkan brand yang ingin kamu tampilkan. Membuat mood board ini juga bisa menghilangkan distraksi. Di era Instagram dan Pinterest, ada kalanya kita keasyikan mencari hal lain yang sebenarnya tidak sedang kita cari :)) Distraksi inilah yang kadang malah membuat kita ‘lari’ dari konsep yang sudah kita pikirkan semula. Sebenarnya tidak ada salahnya, toh memperbanyak riset dan inspirasi adalah hal yang baik. Familiar kan dengan istilah ‘there is nothing new under the sun’? Tapi seninya adalah kita harus tetap bisa memberikan ciri khas tertentu. Teorinya mudah, tapi pelaksanaannya yang sulit, haha.
Artikel menarik mengenai pembuatan mood board atau cara membuat mood board bisa dibaca di sini dan di sini. Contoh mood board yang super keren bisa kamu lihat di sini dan di sini. Mood board yang paling saya suka yang ini (the colors speak to me!).
Kamu juga bisa membuat mood board instan di sini. Untuk resource foto-foto yang free license, tempat favorit saya di Unsplash atau Pexels. Tempat mencari inspirasi lainnya yang lebih umum dan bisa di-filter dengan baik tentu saja di Pinterest, Instagram, atau Google Image (tapi seringnya saya terdistraksi dan malah mencari hal-hal lain yang tidak berhubungan dari tujuan awal, haha).
Logo & Brand Board
Tahap selanjutnya dari membuat mood board adalah melanjutkannya ke brand board. Isi brand board ini akan mempermudah pembuatan layout blog kita nantinya. Isinya adalah hal-hal apa saja yang akan kita gunakan, seperti logo, alternatif logo, warna dominan, jenis font, pattern, design element dll.
Ini adalah beberapa contoh brand board yang saya temukan.
(Sumber: Pinegate Road)
(Sumber: Nesha Design)
Untuk warna dominan bisa mengacu pada mood board yang sudah dibuat. Sedangkan untuk font, jika blog kamu kebanyakan mengandung tulisan, jenis huruf Sans Serif dapat digunakan. Sedangkan jika kamu memadukannya dengan gambar, jenis huruf serif yang lebih modern dapat digunakan.
Untuk soal mendesign logo, ini sebenarnya tricky. Kalau kamu belum merasa pede untuk membuat logo sendiri dan ingin berinvestasi lebih untuk logo, kamu bisa menghire ilustrator ataupun designer yang sudah lebih ahli. Kalau gaya kamu cute dan suka warna-warna pastel, ini ilustrator favorit saya, Puty. Portofolionya bisa dilihat di sini. Kalau kamu suka gaya yang minimalis dan modern, saya suka design dari Kyub. Portofolionya bisa dilihat di sini.
Beberapa artikel menarik mengenai pembuatan brand board dan template brand board bisa kamu baca di sini dan di sini.
Pages Outline & Brief Category
Pembuatan pages outline ini intinya sih kamu ingin membuat halaman apa saja dan isinya tentang apa. Kamu bisa melakukan brainstorming tentang hal-hal penting apa saja yang ingin kamu tampilkan. Umumnya sih strukturnya seperti ini:
Home // About // Custom Pages
Custom Pages ini merupakan halaman khusus yang disesuaikan dengan tema blog kamu. Kalau kamu sering membahas tentang travel, kamu bisa menambahkan halaman khusus untuk peta tempat yang kamu pernah datangi, ataupun memberikan section page khusus untuk tiap negara yang kamu kunjungi. Kalau kamu seorang fotografer atau designer, bisa menambahkan portofolio. Kalau blog kamu seputar memasak, bisa mencantumkan daftar atau kategori resep masakan yang pernah dibuat.
Membuat mind mapping atau site map seperti di artikel ini merupakan contoh yang baik untuk membayangkan lebih jauh akan kemana blogmu nantinya.
Contoh navigation bar
Pages outline dan brief category ini juga bisa menjadi gambaran kamu untuk mendesign layout blog dan menampilkan hal apa saja yang akan muncul di menu/navigation bar, mana yang bisa dikesampingkan untuk muncul di sidebar, dll.
Features
Fitur khusus ini tergantung kepada kebutuhan dan visi blog tersebut, misalnya fitur khusus untuk menampilkan foto-foto atau membuat portofolio. Salah satu keunggulan WordPress dibanding blogging platform lainnya adalah koleksi plugins-nya yang sangat beragam. Sepertinya ada saja solusi plugins yang bisa mewujudkan visi kita dan dapat di-install tanpa kemampuan coding apapun.
Penutup
Seperti yang saya bilang di awal, kalau saya sendiri sih jujur melakukan planning ada di urutan yang entah ke berapa waktu mulai membuat blog. Tapi kalau dipikir, planning ini sangat bermanfaat kalau ingin serius nge-blog. Kalau melihat dari sisi teknis, planning semacam ini akan berguna ketika ingin customize theme atau memilih plugins. Kalau dilihat dari content, planning akan mempermudah kamu untuk membuat garis besar dalam menulis blog atau memberikan impresi tertentu. Kalaupun pada akhirnya kamu menghire designer khusus untuk mendesign blog/website kamu, adanya brief semacam ini mungkin akan mempermudah proses kerja si designer tersebut.
Happy planning!
One thought on “Happy Blogging 101 – Planning”