Dan Cerita Tentang Lalu

Alasan utama saya membeli domain blog ini di tahun 2013 sebenarnya klasik, ingin banyak menulis. Tapi yaa kemudian mulai “awur-awuran” jadwal menulisnya. Tahun kemarin sendiri sempat berusaha meng-encourage diri sendiri untuk menulis setiap hari dan ternyata saya masih bisa kok, padahal waktu itu dilakukan di sela-sela waktu kerja. Saya pikir, ketika sekarang banyak waktu luang, kok malah tidak digunakan untuk menulis, ya? Haha. Seperti yang saya tulis di sini, saya ingin sekali melihat lebih banyak orang menulis kembali di blog. Tapi aneh sekali kalau saya nggak melakukan hal tersebut lebih dahulu :)) Jadi niatnya untuk sekarang, ingin mulai mencoba menulis rutin lagi di blog ini. Amin!

Saya mulai sering menulis itu awalnya karena sering membaca sejak kecil. Karena suka buku fantasi dan cerpen dongeng di majalah Bobo, jadilah saya suka menulis cerita macam itu. Tapi semua novel yang saya coba tulis selalu kandas karena malas ataupun datanya hilang (hiks!). Satu-satunya novel yang pernah saya tulis sampai selesai sebenarnya cuma satu, judulnya Kota Mimpi Hao. Ceritanya menurut saya keren abis, haha. Tentang seorang pemuda yang berniat membangun kota impiannya sembari mengelilingi dunia dan berkenalan dengan banyak orang selama perjalanannya itu. Salah satu chapter yang paling saya sukai adalah ketika si Hao ini datang ke kota blacksmith yang penduduknya yang selalu bekerja di malam hari. Sangking sukanya saya pernah menuliskan kembali cuplikan ceritanya tersebut di sini. Saya menulis ceritanya sewaktu SMP memakai Bahasa Indonesia. Sayang waktu itu data komputernya hilang :( Sudah berkali-kali ingin menulis ulang, tapi selalu saja nggak bisa selesai. 

Saya juga pernah menulis cerita tentang dua kakak beradik yang berusaha menyelamatkan seluruh penduduk pulau yang diculik oleh dua setan di pulau tetangga. Atau cerita balas dendam seorang pemuda yang kembali ke kota kelahirannya setelah puluhan tahun lari karena seluruh keluarganya dibakar oleh para petinggi kota tersebut (cuplikan ceritanya pernah saya tulis di sini). Aish, pokoknya dulu saya merasa ide-ide cerita saya invincible sekali deh. Hahaha.

Setelah itu, dimulailah masa saya masuk ke dunia filmmaking. Selama masa SMA dan kuliah, saya mulai sering menulis script film. Bedanya sih, kalau selama menulis novel banyak kata-kata puitis yang super panjang dan imaginatif, kalau di script film harus mulai memikirkan realitanya seperti apa di layar dan kalimat apa yang paling efektif untuk menyampaikan hal tersebut agar dimengerti kru film lainnya. Waktu di LFM dulu, sempat aktif sekali menulis script film dan kayaknya kalau nulis tuh nggak pake mikir. Gampang banget kayaknya mikir sesuatu secara visual dan menuliskannya lewat kata-kata. Salah satu yang paling saya suka sih bumper Bioskop Kampus ini. Script film yang saya sesalkan tidak pernah menjadi nyata itu judulnya Kwartet yang saya tulis waktu SMA. Ceritanya tentang jerih payah 4 orang anak SD yang bermimpi menjuarai turnamen futsal antar RW walaupun anggota timnya kurang. Saya suka sekali dialognya (walaupun kemudian hilang juga datanya, haha).

Sewaktu jadi staf pendidikan Video di LFM, momen yang paling saya suka itu ketika memberi tugas mingguan untuk para Cakru. Kadang-kadang, saya suka ngasih tugas bikin script atau storyboard dari ide-ide film bikinan saya sendiri (masa mudaku yang cemerlang, haha).  Salah satu ide cerita saya bahkan pernah mengantarkan teman saya Hafidh jadi salah satu peserta LA Indie Movie Festival (haha, jumawa). Kerennya sih sampai sekarang Hafidh masih teguh pendirian dan bekerja di dunia perfilman. Bangga banget deh, sama Hafidh.

Ironis sih kalau sekarang disuruh nulis, pasti ide-idenya gitu-gitu aja. Mungkin  seiring bertambahnya umur, rasa takut semakin menyertai jadinya seluruh hal terasa suram dan jadi kepikiran banyak hal yang sebenarnya nggak harus dibikin ribet.

***

Minggu lalu, salah satu teman saya baru saja menikah. Saya menulis surat singkat untuk dicantumkan dalam hadiah saya dan rasanya nostalgik sekali. Saya sudah lama sekali tidak menulis surat tulisan tangan dan sudah lama tidak menulis sesuatu yang memang khusus untuk orang lain. Dulu sih pernah sempat rajin menulis ucapan untuk teman yang berulang tahun, tapi kemudian tergerus waktu, haha. Rasanya beda sekali memang menulis untuk orang yang benar-benar dikenal daripada sekedar menuliskan pengalaman pribadi misalnya. Sempat terharu ketika suratnya selesai ditulis, karena ternyata, saya masih bisa kok menulis seperti itu (dengan tulisan tangan yang nggak jelek-jelek amat, haha). Mungkin memang pikiran saya akhir-akhir ini lebih tercurah kepada hal-hal remeh yang negatif jadi tulisan cerah yang biasanya gampang sekali keluar rasanya jadi tersumbat. Mungkin menulis sebenarnya adalah salah satu channel positif yang sebenarnya saya masih bisa lakukan dan sebenarnya membuat lega tapi nggak saya coba lakukan. Kalau lagi down banget, kadang saya sering sih buka post-post lama saya dan bertanya-tanya kemana perginya orang yang membahagiakan ini? Haha.

Jadi semoga bulan ini bisa menulis lebih sering lagi dan semoga bulan ini lebih berkah untuk siapapun di luar sana. Semoga lebih banyak hal-hal positif lainnya yang bisa digapai di bulan ini :3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.