Saya Rindu Jadi Geek

//July 26, 2010//

Hari ini saya pergi ke toko buku diskon di Sudirman.

Seketika, saya rindu menjadi geek. Saya rindu buku-buku tebal, rak-rak tinggi, dan omelan Ibu karena tagihan kartu di toko buku. Saya rindu membaca sambil tidur dan was-was dengan minus mata saya yang terus bertambah. Saya menengok ke rak buku, banyak buku-buku yang belum selesai dibaca dan menunggu untuk bercerita. Saya merasa sedih, karena setahun terakhir saya hanya menjadi penikmat majalah, cerpen, dan artikel-artikel singkat di dunia maya. Saya membaca ketika senggang, ketika duduk di angkot atau menunggu teman yang tak kunjung datang.

Saya suka buku, dan saya sudah sering menceritakannya. Saya rindu jatuh cinta dengan orang yang suka membaca, yang tahu siapa Neil Gaiman ataupun Ayu Utami. Saya memang bukan jenius tentang buku. Saya bahkan tidak membaca satupun novel pop milik Andrea Hirata ataupun cerita asli Ayat-Ayat Cinta, yang diberi label best seller di sampulnya. Tetapi saya pencinta kata dan paragraf, sepertinya darah saya terbiasa dengannya. Beri saya waktu 3 bulan lagi, saya akan kembali menjadi geek dan tetap bangga dengan sebutan itu.

 

Printer

//July 26, 2010//

Saya mau sombong untuk sekali ini saja.

Saya bersyukur ayah saya adalah penggemar gadget kantoran. Suatu hari dengan heroiknya, ia pulang membawa printer laser dari pameran komputer. Dengan ekonomis, ayah saya memilih printer laser hitam putih dengan merek aneh (sejak kapan Samsung punya keluaran produk printer). Hari ini saya mengeprint puluhan kertas, dan teman-teman saya selalu bercerita tentang printer mereka yang ditinggal tidur ketika hari pengumpulan. Sedangkan saya, hanya tinggal putar video dan playlist cengeng, 20 menit kemudian kertas-kertas saya sudah siap dibawa. Dibungkus rapi dalam map (warna kuning tentu saja) dan saya tidak percaya saya sudah punya draft yang siap dicoret-coret (bahkan sebulan lebih sebelum tanggal pengumpulan).

Hello, October! Let’s fly. Saya mau ada di Sabuga lagi. Kali ini untuk duduk di salah satu bangku balairung dan menunggu dipanggil bersalaman dengan Rektor yang lucu :)

Bismillahirrahmannirrahim.

 

Wisuda Juli 2010

//July 18, 2010//

Hhhh… hari ini menghela nafas lagi. Melihat teman baik dan sahabat dekat, melepas senyum dan tangkai mawar. Menggandeng tangan orang tua dan adik-adiknya. Mengucap sumpah dan selamat tinggal.

Saya mengucap selamat yang banyak, membuat kartu ucapan dan memberikan banyak bunga.

Aneh untuk pertama kalinya berada di Sabuga tanpa berlarian kebingungan. Tidak bertugas lagi, pikir saya berulang-ulang. Nostalgik rasanya duduk di depan meja marketing dan menyebar brosur. Saya bahkan tidak was-was akan melihat lampu yang berasap. Saya tidak melakukan apa-apa lagi, saya hanya berfoto dan bercengkrama.

Aah, tidak ada waktu untuk jadi melankolis.
Harusnya saya hanya optimis.
Karena waktu saya sebentar lagi habis.
Ayo cepat pulang, dan saya akan kembali mengetik dalam ritmis.

Hari ini menyenangkan, karena ada banyak senyum dan tangkai bunga :)

 

Kamu

//July 12, 2010//

Saya ingin menulis tentang kamu.
Dengan kata-kata yang belum terucap lidah atau tertulis tinta.
Terbawa angin dan lantas menghilang.
Tetapi saya ingin sang kata terbersit hebat.
Dan kamu yang tertinggal dengan ingatan akan sang kata.
Tunggu sampai saya selesai memilih kata.
Dalam ratusan bahasa dan ribuan kamus.
Sulit, karena kamu terlampau istimewa untuk terucap.

Lain Kali III

Saya punya sekaleng cat untuk melukis, dan kuasnya sudah ada di tangan. Tapi hari ini saya tidak punya teman untuk bersenandung. Saya kira matahari dan udara pagi sudah cukup. Saya kira lagu ini dan angin sepoi-sepoi sudah mampu membuat saya menari. Saya butuh teh manis hangat atau lemon tea yang suam-suam kuku, dan saya akan duduk di depan teras. Menikmati hari sambil mengisi TTS atau menyapa para tetangga yang kebetulan lewat.

Hari ini sempurna, tapi saya tidak jadi lagi melukis di hari ini.