Losing Balance

With tired eyes and shaking legs, we long for a destined future.

The skyscrapers and the crawling men.

The structural societies and the struggling families.

We’re trapped in the moment, figuring out the way to balance the confusion, hatred, and jealousy.

Forgetting compassion and not giving enough love for ourselves.

The appropriate amount of love.

The right kind of love.

Until you all find it, let’s try to give this excessive love to each other.

Apa Kemudian Kita Larut Dalam Cerita Ini?

Di perjalanan menjadi tua, kita membuang satu persatu mimpi dan mentoleransi realita.

Entah yang ada di depan mata atau jauh di seberang.

Melewati keramaian, bertemu dengan suara hati.

Berusaha mendengarkan yang sayup.

Yang perlahan tiada.

Apa kemudian kita larut dalam cerita ini?

Dan menjadi para pemeran dalam tiga babak pendek.

Yang lembar demi lembarnya koyak dan tak punya arah.

Easy On The Go

Sebenarnya kalau dibanding teman-teman yang lain, saya nggak terlalu sering jalan-jalan dan sepertinya dunia saya masih super kecil. Pekerjaan saya dulu juga nggak menuntut untuk mobile dan dinas kemana-mana. Setiap tahun sebenarnya saya merencanakan ada sekali saja jalan-jalan besar. Tapi semuanya tergantung finansial dan daya beli. Semenjak tahun 2012, saya pribadi menjadwalkan jalan-jalan di bulan Oktober karena bertepatan dengan bulan ulang tahun dan saya suka menghadiahi diri sendiri :)) Tapi tahun ini saya nggak punya rencana, jadi memang nggak kemana-mana selama bulan Oktober kemarin.

Sewaktu jalan-jalan, waktu persiapan favorit saya memang sebenarnya packing. Walaupun kadang ditunda sampai H-1, entah kenapa saya seneng banget kalau disuruh packing. Akhir-akhir ini, saya jadi sering banget kepikiran untuk packing barang-barang di tas. Bahkan kadang saya sampai menulis list barang untuk pergi jalan-jalan selama seminggu. Padahal saya nggak ada rencana jalan-jalan sampai akhir tahun, ataupun akhir tahun depan :))

Hal favorit saya selain packing, tentu saja merencanakan perjalanan. Saya tipe orang yang membuat itinerary setiap jalan-jalan, walaupun nggak sampai detil banget. Setidaknya saya harus punya garis besar mau kemana saja dan naik apa, walaupun pada kenyataan saya nggak selalu strict mengikuti jadwal. Saya masih tipe orang yang suka print peta dalam bentuk fisik karena kadang handphone saya nggak berbanding lurus dengan perkembangan zaman :)) Saya juga jarang membeli SIM card ataupun menyewa WiFi selama perjalanan, jadi kadang nggak terlalu bisa menggunakan GPS ketika mencari tempat. Perkembangan aplikasi di handphone sendiri semakin cepat. Sepertinya ada saja aplikasi baru yang punya fitur baru dan membantu kita dalam kehidupan sehari-hari termasuk jalan-jalan. Bulan September kemarin, Google baru saja meluncurkan Google Trips yang menurut saya inovatif sekali. Iklannya sedang rutin diputar di TV dan saya langsung menginstall nggak lama setelah apps-nya dirilis. Nah kali ini, saya ingin berbagi situs ataupun aplikasi yang sering saya pakai ketika mau jalan-jalan.

Read more

Vague

If I were asked what thing that makes me still writing blog posts in the era of video diary, photo sharing, and instant status, maybe the answer is I want to document life in the way I know best. I want to see how I grow up, what are the most important things that make me want to present here.

5 years ago I was busy telling myself that money isn’t the most important thing in my job. Here I am, a few years later struggling to find one. But as the years go by, I kept a habit of re-reading all my words in a certain time period. I finally find a pattern of how my brain and feelings work. I understand why such things matter in its own timeline.

Last night I wrote how I feel about the yesterday’s demonstration. How I act not to care but still talking about it on chat rooms. How I feel bitter and sad at the same time. How I may really don’t care because I stop watching the news after 2 PM. How I missed a figure who knows the exact things to say in the right sentiment. How I want a religion to be understand in a different way. How I want people to be accepted in a different way. How I want the majority of people to act in a different way. How I wish politics are easier to understand by commoners. Then again, I might really not that care since what I wrote last night consists of only 25 messy words. Or maybe, it’s just another way of my brains and feelings telling me how I really care.

That kind of uncertainty and confusion are the reasons why I still writing here.