I Don’t Want You to Get The Wrong Idea

I ordered the cheapest coffee on the menu.
Although I don’t drink coffee and don’t know what to expect.
I don’t understand the temperature degree nor thinking the leaves on the cup look nice.
I just thought I need to order something to avoid the awkwardness and nothingness in the air.
You look nice, with the ponytail and the mustard sweater.
Someone must be pulling you off from a fashion magazine.
Although I don’t read that either.

I don’t want you to get the wrong idea.
Although I will pay for your overpriced apple pie and whatever latte you choose before.

I don’t want you to get the wrong idea.
You have that look since we got here and my heart, kind of, flutters.

I don’t want you to get the wrong idea.
But I need to empty this cup hurriedly.
I need to get your friend’s number and I’m afraid that I’m going to fall for you the more seconds I sit in front of you.
Intriguingly looking at your freckles and how you bite your nails.

I don’t want you to get the wrong idea.
Although you do look so nice today.
Intriguingly attractive.
Curiously interesting.

That’s it, I really need to go now.

Bertutur dalam Bahasa

Akhir-akhir ini, di mall atau tempat umum lainnya, saya sering bertemu dengan anak kecil yang fasih berbicara dalam Bahasa Inggris. Percakapan dengan anggota keluarganya juga biasanya menggunakan perpaduan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Fenomena ini sebenarnya sudah umum ditemukan dalam pembicaraan anak muda sehari-hari. Sama halnya dengan maraknya majalah remaja yang menggunakan bahasa campuran antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Mungkin zaman sekarang, para orang tua ingin mengenalkan anak-anaknya lebih dini kepada bahasa global. Sekolah internasional pun sudah lumayan menjamur di Indonesia sehingga tidak sulit lagi menemukan sekolah yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Seketika, panggilan Bu Guru dan Pak Guru digantikan menjadi Miss dan Mister :(

Read more

The Refreshing Skincare Routine

Weekend biasanya adalah harinya skincare buat saya. Sudah setahun ini saya berkiblat ke skincare Korea dan 10 step beauty routine-nya yang terkenal itu. Walaupun nggak benar-benar memakai kesepuluh langkahnya dengan khusyuk tapi saya merasakan beberapa perubahan dan merasa kulit wajah saya lebih sehat dari sebelumnya.

Skincare Korea adalah segalanya! Kalau untuk pemahaman lebih lanjut tentang topik ini, salah satu artikel yang paling deksriptif menurut saya adalah artikel yang ditulis beauty currator-nya SokoGlam, Charlotte Cho. Sila search 10 Step Korean Skincare Charlotte Cho dan kamu akan memasuki dunia baru yang sangat mengundang. Beliau bahkan sampai menulis buku soal ini. SokoGlam sendiri sudah berbaik hati membuatkan paketan produk 10 step routine ini untuk masing-masing jenis kulit. Tapi karena harga skincare-nya yang lumayan mahal, saya mencari beberapa alternatif merek lain yang kira-kira mirip.

Read more

The Excessive (and Expensive) Information

Jum’at kemarin adalah hari terakhir saya bekerja freelance kantoran selama sebulan ke belakang. Karena pembangunan beberapa ruas jalan yang dilakukan bersamaan, sudah nggak aneh kalau waktu tempuh perjalanan jadi agak lebih lama dari biasanya. Nggak jarang saya mencari bacaan di internet saat waktu macet di bis. Tirto.id adalah salah satu alternatif bacaan saya. Awal perkenalan saya dengan Tirto adalah karena Zen RS menjadi salah satu editor di sana, haha. Tirto sendiri banyak mengulas isu berita terkini yang dikaitkan dengan kejadian serupa dalam sejarah dan kultur di masyarakat. Salah satunya tentang isu curhat mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang kemudian dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan mantan presiden lain di seluruh dunia yang pernah menjabat.

Di zaman serba cepat seperti sekarang, batas antara berita dan informasi yang layak atau tidak layak dikonsumsi semakin sulit ditemukan. Pemerintah dan media, digawangi Kementerian Komunikasi dan Informasi sampai menyelenggarakan Kampanye Anti Hoax di awal tahun ini. Koran Republika mencetak berita hoax di antara kolom-kolom berita aslinya dan hanya menuliskan keterangan bahwa berita tersebut tidak benar di akhir artikel.

Beberapa waktu yang lalu, sempat beredar pemberitaan tentang remaja Macedonia yang mendapat hampir $16.000 dari pembuatan berita palsu selama Pemilu US.  Ketika pertama kali membaca beritanya saya beranggapan bahwa kalau kita sudah tidak lagi mengingat Tuhan sepertinya pekerjaan ini sungguh menjanjikan. Dream comes true, bulan lalu kelompok bernama Saracen terungkap sebagai salah satu jaringan penghasil konten berita hoax. So, be careful the next time you want to click something, maybe you just made someone really really richer.

Tapi, apakah masalah kita hanya berhenti di berita palsu saja?

Read more

The Speed

Sekarang ini, kalau disuruh memilih antara membaca buku dan menonton film atau TV series, saya dengan mudahnya memilih media visual. Mungkin karena kemudahan menerima pesan yang disampaikan. Hal ini nggak lepas dengan kecintaan saya di bidang sinema dan hobi menonton bioskop. Saya bahkan pernah punya blog khusus tentang review film yang selalu saya isi menonton film atau TV series. Kalau dibaca lagi mungkin isinya biasa saja, tapi saya senang sekali kalau ada orang lain yang ikut menonton film-nya melalui rekomendasi tulisan saya. Saya bahkan lebih memilih untuk menargetkan berapa banyak film yang saya tonton di bioskop dibanding berapa banyak buku yang harus saya selesaikan (dewa literatur, tolong ampuni saya). Tapi beberapa tahun ke belakang saya jarang menonton film di bioskop. Frekuensi datang ke bioskop pun berkurang menjadi hitungan jari dalam kurun 2-3 bulan karena memang nggak punya budget berlebih untuk menonton. Sedih sih, tapi saya jadi lebih selektif memilih film apa yang pantas ditonton di bioskop (dan mana yang cepat muncul di Layarkaca21, haha).

***

Beberapa waktu yang lalu, saya menonton Cars 3 di bioskop. Saya sendiri selalu berusaha menonton film PIXAR di bioskop karena punya keterikatan pribadi dengan film-film animasi PIXAR. Saya kembali nggak berekspektasi karena Cars adalah film franchise PIXAR yang menurut saya paling lemah dan nggak terlalu saya sukai. Tapi kemudian, di sepanjang film saya menangis karena isu yang diangkatnya.

Read more