Berkunjung ke DMZ & JSA di Korea

Saya nggak ingat tepatnya kapan saya menyimpan ketertarikan mengunjungi perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara. Sayapun nggak ingat kenapa justru tempat ini yang menjadi alasan saya akhirnya membeli tiket ke Korea Selatan. Perjalanan ini bukan merupakan hal baru, nyatanya kalau kamu cari, sudah banyak orang (termasuk orang Indonesia) yang mengunjungi tempat ini. Walaupun tempat ini tidak termasuk tujuan wisata yang populer dibanding Nami Island atau Namsan Tower di Seoul, tapi kunjungan ke tempat ini sungguh menarik.

Untuk mengunjungi Korean Demilitarized Zone (DMZ)/Joint Security Area (JSA), kita diwajibkan mengikuti tur. Di wilayah perbatasan ini memang sering terjadi konflik yang tidak jarang berakhir dengan kekerasan atau bahkan pembunuhan. Jadi tidak heran, pemerintah Korea Selatan menerapkan kebijakan untuk mengikuti tur bagi turis. Untuk mengetahui sejarah lanjut dan pengetahuan umum seputar wilayah ini, sila baca rujukan ini. Intinya DMZ adalah daerah netral di antara perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara dengan lebar hanya 4 km. Sedangkan wilayah JSA yang berada di dalam DMZ adalah ujung terluar antara kedua negara ini. Wilayah JSA sendiri dijaga oleh tentara dari kedua negara dan berada di bawah pengamanan dari United Nation Command (UNC).

Sekarang ini banyak sekali pilihan tur ke DMZ/JSA, tapi setelah melakukan pencarian, kami akhirnya memilih menggunakan Panmunjom Travel Center (PTC). Kami memilih tur tersebut karena harganya yang cukup bersaing dan tur ini adalah satu-satunya tur yang memberikan kita kesempatan bertemu dengan salah satu defector (orang yang berhasil lari) dari Korea Utara. Setelah membandingkan dari beberapa penyedia tur, umumnya pilihan tur dibagi menjadi 3 rute; DMZ, JSA, atau DMZ & JSA. Perbedaannya hanya terdapat di pilihan tempat yang dikunjunginya saja. Mengunjungi DMZ biasanya lebih murah dibandingkan dengan JSA. Karena dari segi keamanan sendiri, DMZ lebih aman dikunjungi. Sebagai contoh di waktu saya ke sana (Februari 2016), paket DMZ dihargai 77.000 won, paket JSA 85.000 won, dan paket DMZ + JSA dibanderol 130.000 won. Paket tur ini biasanya sudah termasuk makan siang karena memakan waktu dari pagi hingga sore. Khusus untuk kunjungan ke JSA, kita diwajibkan menandatangani surat perjanjian bahwa pihak tur tidak akan bertanggung jawab akan keselamatan para peserta jika terjadi hal-hal darurat seperti penyerangan dari Korea Utara atau semacamnya. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, pihak tur membagikan dan mengumpulkan surat kontrak dengan terburu-buru seakan tidak ingin kita membaca keseluruhan perjanjiannya.

Setelah menimbang berbagai hal, kami memutuskan untuk mengunjungi JSA saja karena memang tertarik melihat Conference Building yang berada di sana. Kami tidak memilih paket DMZ & JSA karena keterbatasan budget :P Sebenarnya kalau disuruh memberikan rekomendasi, kedua tempat tersebut sama-sama menarik. Jika kamu memilih mengunjungi DMZ, kamu bisa mengunjungi 3rd Infiltration Tunnel yang dibangun oleh Korea Utara untuk menyelinap ke Korea Selatan. Salah satu highlight lainnya adalah kamu bisa berkunjung ke Dorasan Station yang merupakan stasiun kereta yang menghubungkan Korea Selatan dan Utara yang konon ditutup semenjak konflik kedua negara ini makin memanas.

Read more

Keliling Korea

keliling-korea

Sampai tengah tahun lalu, tidak pernah terbersit di pikiran saya untuk mengunjungi Korea Selatan. Pengetahuan variety show Korea saya hanya standar rata-rata, dan saya berhenti menonton The Return of Superman ketika Song Triplets berhenti dari acara tersebut :( Lagu dan band Koreapun saya sebenarnya cuma tau sebagian kecil, itupun kebanyakan yang lagunya hits saja. Tidak bisa dipungkiri Korea punya formula penciptaan lagu dan artis yang istimewa. Menjadi artis di Korea tidak hanya sekedar punya satu lagu hits lalu dikuras habis-habisan atau asal terkenal sedikit. Di sana, manajemen artis menciptakan kurikulum pelatihan agar artis yang mereka hasilkan bisa tampil maksimal dan tidak terlihat asal. Mulai dari skill menyanyi/menari, pengetahuan, pembelajaran bahasa, dan sopan santun pun diajarkan sebaik-baiknya. Tidak aneh kalau mereka harus meniti karir terlebih dahulu sebagai trainee di suatu manajemen artis, ataupun ada yang gagal setelah menjalani pelatihan tersebut.

Di salah satu acara National Geographic yang pernah saya tonton, salah seorang staf kementerian kebudayaan Korea menceritakan tentang rahasia mengapa K-Pop bisa mendunia. Mereka tidak berniat mengorbitkan satu, dua artis yang terkenal untuk kemudian tenggelam. Mereka membuat grand plan jangka panjang untuk membuat K-Pop diterima terus menerus, dengan perlahan-lahan menciptakan budaya dan ekosistem K-Pop. Saya rasa demam Korea yang kita lihat dan rasakan sekarang adalah buah kerja keras sebuah negara yang berniat menguasai dunia :)) Korea Selatan memilih presiden wanita pertamanya di tahun 2013. Negara ini juga seakan meroket menjadi salah satu negara paling berkembang di berbagai bidang. Lambat laun, saya mulai merasa Korea Selatan menarik untuk dikunjungi.

Sebulan sebelum berangkat sejujurnya saya bahkan belum tahu mau kemana saja. Saya agak kecewa karena ternyata tempat wisata Korea sangat terpusat di Seoul. Karena waktu dan budget yang terbatas, saya memutuskan untuk mengakhiri cita-cita mengunjungi desa-desa kecil yang penuh kehangatan seperti yang selalu ada di variety show Family Outing. Satu-satunya yang pasti di itinerary saya adalah mengunjungi DMZ/JSA.

GAYA TRAVELLING, BAHASA & KEBIASAAN

Saya mengunjungi Korea di akhir Februari bersama kakak, adik, dan ibu saya. Cuacanya masih masuk winter dan suhu masih di bawah 0 derajat. Cuaca yang sangat kering dan dingin (kami sempat terjebak badai sekitar setengah hari) membuat perjalanan kurang nyaman. Kalau berniat membawa orang tua, sebaiknya memang menggunakan jasa tur yang tidak terlalu banyak membutuhkan jalan kaki.

winter-korea

Percayalah, global warming nyata adanya.

Read more