Sekarang ini sudah banyak konsumen yang lebih aware atau mementingkan penampilan luar. Kadang packaging barang sendiri bisa jadi penentu kita akan membeli barang itu atau tidak. Saya yakin deh, semenjak maraknya toko online sekarang ini, yang namanya jasa kurir semakin berjaya. Kadang, packaging barang yang lebih wah akan memberi kesan baik kepada brand/toko kita. Packaging juga bisa menjadi suatu hal yang ‘dijual’, misalnya jasa wrapping/bungkus kado dengan tambahan harga yang miring atau bahkan gratis.
Pengalaman saya pribadi, yang namanya label merek dan packaging terkadang luput dari perhitungan kita dalam penentuan harga. Sebenarnya kalau awal-awal nggak masalah sih tapi kalau sudah mulai serius dalam membuat laporan keuangan, sebaiknya memang kita harus mencatat semua rincian pengeluaran.
Misalnya harga pembuatan produk kita 50.000 dan kita ingin menjualnya dengan harga 60.000 dengan mengharap keuntungan 10.000. Tapi ternyata kita kelupaan menghitung harga satuan label merek dan karena ingin packaging yang mewah kita sengaja membuat bon/bukti pembelian khusus dengan logo toko kita, mencantumkan kartu nama, stiker, membungkus dengan plastik dan kertas kado, memasangkan pita, dll. Coba deh hitung apakah semua packaging itu jumlahnya melampaui keuntungan yang kita inginkan atau tidak. Soal hitung menghitung harga ini sebenernya hal yang kompleks, jadi dibahas lain kali yaa. Intinya untuk di awal, saya menyarankan untuk membuat packaging yang seringkas mungkin tapi masih terlihat baik. Seperti yang saya bilang di post sebelumnya, pasti ada cara-cara kreatif dalam menyiasati hal ini.
Label Merek
Di post ini, saya banyak menggunakan istilah label yang artinya bisa bermacam-macam. Tapi biar nggak bingung, saya menggunakan istilah label merek untuk identitas yang melekat di produk.
Aplikasi label merek Kawung Living
Label merek ini materialnya macam-macam, ada woven, satin, tafeta, pitterban, dll. Sebaiknya cek baik-baik masing-masing material-nya dan tentukan yang cocok dengan karakteristik produk kamu. Vendornya sendiri sudah banyak sekarang dan banyak yang sudah mau mencetak dalam jumlah kecil. Saya sendiri merekomendasikan Indie Craft Label karena sudah beberapa kali membuat di sana. Vendornya sangat kooperatif dan hasilnya sesuai harapan, tapi karena antriannya panjang jadi sebaiknya siapkan spare waktu sekitar 2-4 minggu saja.
Harganya sendiri bervariasi tergantung materialnya. Sebagai perbandingan untuk label Kawung Living kami menggunakan material pitterban dengan lebar 4 cm. 1 Roll-nya panjangnya sekitar 30 m, harganya Rp 200.000 (harganya mungkin bisa berubah, jadi sila langsung cek ke Vendor-nya). Kalau mau dirinci lagi, dimensi labelnya sendiri panjangnya sekitar 3.7 cm x lebarnya 4 cm. jadi 1 roll bisa mendapatkan sekitar +/- 810 label. Kalau mau dirinci lagi, harga per labelnya +/- Rp 247. Haha.
Packaging
Untuk packaging Kawung Living sendiri biasanya kita mencantumkan Thank You Card + Care Instruction + Kartu Nama. Care Instruction ini sengaja kami cantumkan karena ada beberapa produk kita yang memiliki perbedaan material yang signifikan. Misalnya cushion batik dan katun, tentu cara penanganannya sangat berbeda. Packaging-nya sendiri karena kebanyakan bahannya kain, kami menghindari resiko basah (karena kita nggak tahu bagaimana penanganannya di pihak kurir) dengan membungkusnya dengan plastik lalu dibungkus lagi dengan kertas Samson/kraft. Bisa dibeli di toko stationary atau tukang fotokopi terdekat. Di luarnya kadang juga kami bubuhkan stiker.
Printilan packaging Kawung Living
Tapi lagi-lagi, selalu sesuaikan dengan kemampuan kamu. Di awal itu, packaging kita cuma semacam sleeve untuk melipat cushion dan plastik kemasan standar. Di depannya packaging-nya kita tempel shipping label dan stiker. Kami juga sempat mencantumkan bukti pembelian/invoice, tapi karena prosesnya packaging-nya jadi lebih sulit, akhirnya sekarang kami tidak lagi mencantumkan invoice. Berikut saya berikan gambaran untuk dimensi packaging kami sebagai acuan.
Packaging Bundle Kawung Living
Untuk Price Tag sendiri, biasanya penggunaannya tentative. Kalau ada event yang sistemnya titip jual, biasanya kami baru gunakan di produknya. Di perbandingan di atas, bisa dilihat bahwa Identity Card yang kami pakai di awal sebenarnya kurang jelas informasi yang ingin disampaikannya. Tidak ada nomer HP atau e-mail yang bisa dihubungi, cuma ada alamat website saja. Sehingga sekarang kami gantikan dengan Kartu Nama. Selain itu, kami mendesign ulang label-label ini agar lebih terasa kohesif, haha. Di label lama kelihatan nggak ada benang merahnya satu sama lain. Sedangkan di label baru, kami mengusahakan semua label ini punya warna atau elemen yang serupa.
Untuk dimensinya sendiri, kami memang sengaja membuat printilan ini sekecil mungkin karena kebanyakan packaging ini pasti berakhir di tong sampah, haha. Inilah alasan terbesar kenapa saya menyarankan untuk membuat packaging seringkas mungkin. Kami mengganti penggunaan sleeve dengan Thank You Card + Care Instruction karena selain pembuatannya lebih hemat dan kegunaannya lebih signifikan. Untuk pengaplikasian ke produknya sendiri, saya pakai Lock Pin baju.
Untuk vendor printing-nya sendiri, saya biasanya sih cari yang di dekat rumah :)) Kalau sekitaran Cinere dan Pondok Labu, saya biasanya ke Bangun Jaya. Hasil printnya sesuai harapan dan harganya jauh lebih murah dari franchise Snapy. Saya termasuk hobi nge-print dan suka mencoba macam-macam kertas. Sejauh ini, saya paling suka dan merekomendasikan penggunaan kertas Blush White. Kalau di Snapy sendiri, sejauh ini belum ada kertas Blush White (BW). Jadi kalau terpaksa ke Snapy, biasanya saya memilih menggunakan Art Cartoon 230gr. Sebagai perbandingan harga, print di kertas A3+ menggunakan kertas BW di Bangun Jaya adalah Rp 10.000. Kalau mau dirinci dengan dimensi Thank You Card kami, yaitu 5.8 cm x 5.8 cm di kertas A3 bisa jadi sekitar 35 kartu. Jadi harga kartu satuannya sekitar +/- Rp 285.
Untuk stiker, material yang standar adalah Sticker Cromo. Kalau bentuk stikernya bulat dan ingin lebih murah, tidak usah minta cutting sticker. Kalau cutting sticker biasanya dari sananya sudah jadi stiker berbentuk bulat. Tapi kalau tidak diminta, nanti jadinya kita sendiri yang gunting menjadi bulat, haha. Harga sticker cromo per lembarnya dengan ukuran A3+ harganya Rp 10.000 juga. Kalau berbentuk bulat dengan diameter 8 cm, bisa jadi sekitar 15 stiker dengan satuan sekitar +/- Rp 667.
Untuk kartu nama sendiri, saya biasanya print di tempat yang sama. Tapi kalau ingin online, saya pernah bikin di Kartunama.net, hasilnya bagus sekali tapi memang lebih mahal. Harga untuk print kartu nama di kertas BW untuk 100 lembar Rp 25.000, sedangkan kalau online harganya sekitar Rp 50.000.
Untuk event tertentu seperti bazaar, biasanya kita sering menggunakan tas kertas sebagai packaging. Vendor tas kertas yang murah itu biasanya ada di Jogja dan kadang sulit berkomunikasi via e-mail (saya pernah e-mail panjang lebar untuk tanya-tanya dan cuma dibalas dengan 1 kalimat saja, hahaha). Vendor yang akhirnya berhasil kita pakai namanya Arena Tas Kertas, pembuatannya cepat dan cukup murah.
Saran saya sih, usahakan memesan tas kertas yang sesuai standar yang dimiliki Vendor saja. Karena untuk pembuatan custom menurut saya lumayan sulit dan biasanya minimal ordernya 500pcs. Biasanya kalau kita memilih ukuran standar yang mereka miliki dan meminta jasa sablon, akan lebih cepat hasil jadinya. Kalau ingin lebih praktis lagi, bisa beli tas kertas polos (bisa online ataupun di pasar) dan ditempel stiker/dicap dengan logo kita. Menurut saya, impact-nya sama dan terkadang lebih hemat.
Shipping
Nah ini tricky. Jadi kalau kamu punya website/toko online/platform e-commerce yang otomatis mengkalkulasi harga shipping barang kamu, biasanya kamu akan disuruh meng-input berapa berat masing-masing barang. Pastikan untuk selalu input berat keseluruhan packaging kamu.
Misalnya untuk barang-barang Kawung Living, kebanyakan produknya adalah barang bulky atau biasa disebut barang ringan makan tempat :)) Untuk bantal sendiri beratnya biasanya cuma 500 gram. Logikanya tentu harga 1 kg bisa muat 2 bantal, dong. Tapi kenyataannya ada beberapa kurir yang mengharuskan barang bulky untuk dihitung berbeda. Saya biasanya menggunakan shipping courier JNE sehingga ada pengaturan berat volume yaitu perhitungannya berdasarkan dimensi barang tersebut. Nah 2 bantal tersebut bisa jadi kedapatan dihitung harga 3 kg. Hal-hal seperti ini yang harus diperhitungkan dan diinfokan ke konsumen dengan benar.
Pesan saya, perlakukan perhitungan shipping ini dengan benar dan jujur. Saya pernah mendapati sebuah toko online yang harga produknya murah dan ketika mau membeli di toko tersebut, ternyata toko tersebut melakukan markup di harga shipping. Sehingga harga total dari produk tersebut menjadi lebih mahal dengan produk sejenis yang harga produk aslinya lebih tinggi tapi shipping-nya menggunakan harga normal.
***
Sampai sekarang sih saya belum ketemu Vendor packaging yang all-in-one. Jadi kebanyakan kalau ingin bikin ini itu, harus cari-cari lagi yang sesuai. Kalau di luar, saya pernah baca tentang Lumi. Custom packaging specialist yang produknya sangat beragam. Bisa cek juga ke website dan blog-nya Lumi untuk inspirasi seputar packaging yang sederhana tapi impact-nya besar. Ini ide bisnis yang bagus sih, bikin company semacam Lumi, haha.
Kalau dilihat dari packaging Kawung Living sendiri, heboh juga ya, printilannya macam-macam :)) Tapi di awal kita nggak menerapkan kebijakan packaging ini secara strict. Menurut saya sih, yang penting kita mencantumkan identitas/kartu nama kita dengan packaging yang serapih mungkin saja.
Post lainnya bisa dilihat di sini.