Sebenarnya kalau dibanding teman-teman yang lain, saya nggak terlalu sering jalan-jalan dan sepertinya dunia saya masih super kecil. Pekerjaan saya dulu juga nggak menuntut untuk mobile dan dinas kemana-mana. Setiap tahun sebenarnya saya merencanakan ada sekali saja jalan-jalan besar. Tapi semuanya tergantung finansial dan daya beli. Semenjak tahun 2012, saya pribadi menjadwalkan jalan-jalan di bulan Oktober karena bertepatan dengan bulan ulang tahun dan saya suka menghadiahi diri sendiri :)) Tapi tahun ini saya nggak punya rencana, jadi memang nggak kemana-mana selama bulan Oktober kemarin.
Sewaktu jalan-jalan, waktu persiapan favorit saya memang sebenarnya packing. Walaupun kadang ditunda sampai H-1, entah kenapa saya seneng banget kalau disuruh packing. Akhir-akhir ini, saya jadi sering banget kepikiran untuk packing barang-barang di tas. Bahkan kadang saya sampai menulis list barang untuk pergi jalan-jalan selama seminggu. Padahal saya nggak ada rencana jalan-jalan sampai akhir tahun, ataupun akhir tahun depan :))
Hal favorit saya selain packing, tentu saja merencanakan perjalanan. Saya tipe orang yang membuat itinerary setiap jalan-jalan, walaupun nggak sampai detil banget. Setidaknya saya harus punya garis besar mau kemana saja dan naik apa, walaupun pada kenyataan saya nggak selalu strict mengikuti jadwal. Saya masih tipe orang yang suka print peta dalam bentuk fisik karena kadang handphone saya nggak berbanding lurus dengan perkembangan zaman :)) Saya juga jarang membeli SIM card ataupun menyewa WiFi selama perjalanan, jadi kadang nggak terlalu bisa menggunakan GPS ketika mencari tempat. Perkembangan aplikasi di handphone sendiri semakin cepat. Sepertinya ada saja aplikasi baru yang punya fitur baru dan membantu kita dalam kehidupan sehari-hari termasuk jalan-jalan. Bulan September kemarin, Google baru saja meluncurkan Google Trips yang menurut saya inovatif sekali. Iklannya sedang rutin diputar di TV dan saya langsung menginstall nggak lama setelah apps-nya dirilis. Nah kali ini, saya ingin berbagi situs ataupun aplikasi yang sering saya pakai ketika mau jalan-jalan.
Bistip
Sampai sekarang, Bistip masih juara buat saya. Bistip adalah platform titip menitip yang mempertemukan para Traveler dan Pencari Barang. Kalau kamu ingin suatu barang di luar negeri yang belum dijual di sini, kamu bisa mencari rute jalan-jalan traveler yang sesuai dengan barang yang kamu cari. Kadang harganya juga lebih murah karena harga yang dibayar adalah harga barang ditambah fee si Traveler yang besarnya tergantung belas kasihan si traveler. Sedangkan keuntungan untuk si Traveler adalah bisa jalan-jalan sembari mendapat tambahan dari fee titipan barang.
Sebenarnya platform ini sama sekali nggak mempermudah hidup sewaktu jalan-jalan, tapi termasuk yang paling berkesan di hati. Ketika mau berangkat ke Jepang di tahun 2012, saya pertama kali memakai Bistip. Awalnya sih iseng, karena ternyata barang bawaan saya sedikit dan masih ada tempat sisa di tas saya waktu itu. Tapi ternyata ada beberapa orang yang super antusias menitip, dari yang namanya Tumblr Starbucks, coklat dan kue-kue, photobook artis Jepang, sampai bulu mata palsu (beneran ini mah, nitip 20 kotak). Waktu itu sih seneng-seneng aja, karena jadi tahu barang-barang apa yang sering dibeli orang kalau di Jepang dan jadi ikutan beli oleh-oleh itu :)) Tapi ada juga sih yang sampai ngerepotin banget nyarinya dan si penitip juga nggak kooperatif. Setelah pulang dan saya hitung-hitung, entah kenapa tiket PP saya ke Jepang tiba-tiba hampir lunas karena fee titipan Bistip (subhanallah sekali).
Semenjak itu, saya dan kakak saya, selalu Post Trip di Bistip kalau mau jalan-jalan, haha. Kita selalu janji ke diri sendiri, kalau jalan-jalan itu memang dananya diusahakan nggak memakai uang tabungan sama sekali. Kalau mau jalan-jalan harus cari uang sendiri di luar gaji, entah dari berjualan sesuatu, memakai Bistip, dll. Tapi entah kenapa selalu ada saja rezekinya.
HotelQuickly
Ini apps yang baru saya temukan baru-baru ini. HotelQuickly mempermudah kamu yang desperate karena mencari tempat menginap di waktu last minute. Kenapa bisa murah? Intinya, traveler desperate mencari hotel sedangkan pihak hotel tidak ingin kamarnya kosong. HotelQuickly ini juga punya sistem referral, sama seperti Gojek/Uber kalau kamu punya kode dari teman, kamu bisa mendapat 15 USD = IDR 170.000. Jadi setelah harganya mendapat potongan, bisa dapat potongan lagi dari kredit. Pilihan hotel di HotelQuickly ini terbatas dan kadang pilihan hotelnya merupakan hotel berbintang (yang nggak cocok di kantong para pekerja biasa), tapi harganya kadang bisa lebih murah 20 – 30% dari harga di platform hotel lainnya seperti Booking.com atau Agoda.
Akhir tahun kemarin, saya menggunakannya waktu jalan-jalan di waktu long weekend yang direncanakan cuma seminggu sebelum, haha. Sebenernya gambling sih, soalnya harga hotelnya semakin murah mendekati hari H, tapi ada resiko kamarnya terjual lebih dulu. Seru sih pengalaman memakai HotelQuickly ini, soalnya dia baru membuka harga penawaran hotel setiap jam 09.00 dan cuma menyediakan harga hotel untuk keesokan harinya. Di beberapa kota sudah tersedia layanan pemesanan hotel untuk 7 hari ke depan, tapi kalau mau merasakan adrenaline rush-nya sih benar-benar pesan H-1.
Saran saya sih kalau mau memakai apps ini, selalu bandingkan dulu dengan memesan di website hotelnya langsung, karena direct booking hotel biasanya sering ada diskon yang nggak kalah murah.
Booking.com
Dari dulu, entah kenapa saya lebih percaya menggunakan Booking.com dibanding Agoda ataupun platform hotel lainnya. Kelebihan menggunakan Booking.com adalah kalau kita sudah pernah memesan 5x di Booking.com, maka kita akan diikutkan ke program bernama Genius. Kita bisa mendapatkan potongan harga sebesar 10% di setiap pemesanan hotel selanjutnya
Here WeGo
Sebelum beralih ke platform Android, saya lumayan lama menggunakan Lumia dengan platform Windows Phone. Menurut saya Windows Phone ini banyak kelebihannya, sayang memang terlambat berinovasi. Salah satu fitur unggulan WP adalah Here Maps. Setelah “matinya” Windows Phone, Here tetap berdiri sendiri sebagai salah satu platform navigasi dan lokasi yang aplikasinya juga hadir di iOS dan Android.
Sampai sekarang, saya masih merasa aplikasi ini jauh lebih baik dibandingkan Google Maps yang lebih ringan dan Waze yang lebih populer. Kelebihan Here Maps yang kemudian berganti nama menjadi Here WeGo sejak bulan Juli 2016 ini adalah fitur offline maps-nya yang akurat. Untuk traveler yang fakir WiFi, offline maps adalah solusi selain print peta secara fisik. Menurut saya, Here WeGo juga masih paling juara kalau soal presisi. Here WeGo bahkan memiliki peta beberapa gedung ataupun pusat perbelanjaan terkenal sehingga kamu bisa menemukan lokasi toko secara presisi.
Kamu juga punya aplikasi atau situs favorit sewaktu jalan-jalan atau merencanakan perjalanan?