Awal tahun selalu identik dengan tujuan-tujuan baru. Mulai dari target berat badan maupun usaha mendisiplinkan diri. Buat saya sendiri, saya suka menetapkan kemampuan atau hal apa yang ingin dipelajari setiap tahunnya. Sekarang ini, informasi dan bahan pelajaran untuk hal apapun mudah sekali didapatkan di dunia maya secara cuma-cuma. Workshop dan seminar pun sudah gampang sekali ditemui. Setiap weekend, pasti ada aja workshop menarik yang diadakan, mulai dari yang namanya menghias cupcake sampai workshop foto produk, mulai dari menggambar dengan watercolor sampai workshop membuat ukulele.
Berhubung sekarang ini masih masuk bulan Januari dan mungkin masih banyak yang semangatnya belum luntur, saya mau berbagi beberapa sumber pelajaran saya selama ini yang berkaitan tentang creative skill dan bisnis. Mulai dari online course sampai newsletter yang menurut saya sangat membantu kehidupan saya selama ini. Oh iya, sebelumnya saya juga pernah share tentang di mana belajar coding untuk pemula ataupun beberapa kelas Skillshare favorit saya.
Skillshare
Saya mulai rutin belajar di Skillshare sejak 2015 dan sejak itu merasa bahwa semua hal itu memang dimulai dari niat. Banyak banget resources di dunia ini yang sayang banget untuk dilewatkan hanya dengan misah misuh di media sosial. Dulu sewaktu masih jadi pekerja kantoran, saya berlangganan akun Premium-nya sebesar $96/tahun. Zaman dulu sih, hitungan $8/bulan sangat terjangkau buat saya. Paketannya worth it banget kalau memang niat belajar. Saya bahkan menamatkan lebih dari 100 kelas selama setahun karena kelas-kelasnya super menarik. Saya pertama kali belajar yang namanya pattern design, mendigitalkan handlettering, sampai foto produk semuanya dari Skillshare. I don’t know what I would be without it :))
one of my favorite class ever :3
Kalaupun kamu nggak punya budget lebih untuk berlangganan, cukup banyak Free Class menarik yang bisa diikuti. Skillshare sendiri cukup generous karena sering memberikan promo trial maupun diskon $0.99 untuk langganan 2 – 3 bulan.
Google Primer
Di awal tahun ini, saya diberitahu Liza tentang Google Primer. Apps ini sangat ringan dan berisi bite-sized artikel yang berkaitan tentang Business dan Marketing. Mulai dari membuat website tahap awal, registrasi bisnis kita di Google Business Listing, E-mail Marketing, sampai Brand Building dan Business Analytics. Artikel-artikelnya sangat mudah dikonsumsi dan bisa diselesaikan sekali duduk.
Tampilan apps-nya memang terkadang membingungkan, tapi ada klasifikasi artikel yang cukup memudahkan dan dilengkapi dengan set lesson yang sudah dikurasi oleh tim Google Primer.
Aeolidia Blog
Aeolidia merupakan salah satu branding agency yang menyasar bisnis kecil dan menyediakan service seperti pembuatan design website, logo, packaging, dll. Blog Aeolidia berisi tips seputar membangun brand maupun mengelola bisnis kecil. Walaupun ada beberapa hal yang kurang cocok diterapkan di Indonesia, misalnya tentang cara menentukan harga wholesale, tapi artikel-artikelnya sendiri cukup lengkap dan mencerahkan.
Saya suka berlangganan newsletter dan mengikuti blognya karena ada beberapa artikel yang sangat relatable dan didasari oleh pengalaman sehari-hari mereka, misalnya bagaimana kesulitan mereka mencari vendor untuk membuat packaging ataupun wawancara mereka dengan beberapa brand kecil tentang kesulitan mereka mengelola inventory.
Really Good Email
Sejak tahun kemarin, saya menjanjikan diri sendiri untuk rutin mengirimkan newsletter kepada customer Kawung Living. Really Good Email ini merupakan gallery newsletter yang berisikan design newsletter yang sangat inspirasional. Saya berlangganan newsletter RGE dan mereka sering mengirimkan contoh-contoh e-mail yang bisa kita terapkan untuk bisnis kita, misalnya betapa pentingnya pengiriman e-mail Abandoned Cart ataupun contoh-contoh e-mail anniversary untuk customer. Mereka juga merangkum artikel-artikel menarik seputar e-mail marketing.
Tidak hanya itu, tim RGE juga menyediakan code dari newsletter yang menarik via CodePen! Sangat murah hati ya :’) *seka air mata. Ini sangat membantu sekali untuk orang-orang yang ingin belajar coding ataupun ingin meng-customize sendiri tampilan newsletter di luar template yang disediakan.
Memrise or Duolingo (or both!)
Waktu saya merencanakan untuk travelling ke Jepang selama hampir sebulan (walaupun akhirnya nggak jadi berangkat), saya semangat banget belajar Bahasa Jepang. Selama ini sih sudah cukup mengerti sedikit-sedikit dari nonton anime ataupun familiar dengan huruf-hurufnya, tapi saya ingin lebih banyak belajar. Setidaknya saya ingin paham kosa kata dasar maupun mengerti kalau ditunjukkan arah jalan :P Karena dulu di Duolingo belum ada course Bahasa Jepang, jadilah saya mencoba Memrise. Saya akhirnya tamat Japanese I dalam 2 bulan, padahal waktu itu belajarnya nggak ambisius banget. Cuma 10 – 15 menit per hari (kadang-kadang suka keterusan juga sih). Memrise punya section khusus dimana kita bisa melihat cuplikan orang native-nya sendiri melafalkan kata-kata yang sedang dipelajari ataupun speed quiz dimana kita diberikan timer untuk review kata-kata yang sudah dipelajari.
Tampilan Memrise di ponsel
Kalau Duolingo sendiri, saya pernah belajar Bahasa Italia secara tidak ambisius di bis sewaktu pulang kantor (yang mana isi pelajarannya sudah menguap). Menurut saya sih, keduanya bagus untuk dimiliki dan sangat user friendly kalau kamu ingin mulai rutin belajar bahasa asing on-the-go lewat ponsel.
***
Kalau ditanya kapan sih waktu terbaik untuk belajar dan bagaimana sih caranya bisa rutin belajar, sebenarnya saya juga nggak bisa menjawab dengan benar. Saya paham bahwa masing-masing orang punya cara belajar dan waktu penalaran yang berbeda-beda. Ada yang memang bisa menangkap pelajaran di waktu-waktu tertentu saja seperti pagi saja atau malam saja, ada yang lebih mudah menangkap sesuatu hanya dengan membaca, ada yang lebih paham kalau melihat contohnya lewat video. Jadi tips dari saya sih, kenali diri sendiri terlebih dahulu dan sesuaikan bahan pelajaran maupun cara belajar dengan diri kamu sendiri.
Kalau untuk waktu belajar, saya juga sangat menyarankan untuk menyesuaikan dengan kemampuan dan kesibukan kamu sendiri. Waktu masih bekerja kantoran dulu, saya suka menghabiskan waktu makan siang dengan menonton video-video Skillshare ataupun latihan coding di CodeAcademy karena pelajarannya bisa selesai dengan hanya 20-30 menit. Untuk latihan Bahasa pun, saya cuma menyempatkan maksimal 15-30 menit setiap harinya sewaktu pulang kantor.
Menurut saya, waktu tersebut ideal untuk mencoba melakukan sesuatu secara rutin karena nggak terasa memberatkan. Waktu belajar dalam range 15-30 menit tersebut sangat pas untuk mengenali dan mengingat sesuatu tanpa membuat pusing. Kalau dicari-cari, pasti ada deh waktu bengong kamu selama 15 menit saja dalam sehari. Entah itu di perjalanan pulang dalam bis, waktu menunggu kereta, ataupun di dalam toilet sekalipun (true story~).
Kenapa sih kita harus belajar hal baru?
Kalau buat saya, jawabannya simply karena menarik, haha. Tapi tenang saja, saya punya jawaban yang lebih rasional, kok. Kecepatan dan luasnya informasi adalah anugrah terbesar dunia digital. Sayang sekali kalau kita menyia-nyiakan hal tersebut dengan memenuhi otak, pikiran, maupun hati kita dengan hal-hal yang kurang berguna. Menurut saya, manusia seyogyanya adalah makhluk yang bisa terus berkembang. Lewat belajar hal-hal baru, kita bisa terus meningkatkan kapabilitas diri maupun kompetensi kita di ke depannya. Belajar, dalam bentuk apapun, bisa mengingatkan akan kecilnya kita di dunia. Hal yang dipelajari pun nggak harus ilmu teknis ataupun yang bisa menghasilkan uang nantinya, kita bisa mulai dari hal yang kecil sekalipun, contohnya belajar masak sehari-hari.
Kembali lagi ke pernyataan saya di awal, sebenarnya semuanya tergantung niat dan kemauan kita untuk memulai. Jadi, mau mulai belajar apa hari ini? ;)