//December 12, 2010//
Ketika semua hal telah berubah menjadi tulisan di memori surreal, menjadi mudah untuk membuat orang lain percaya. Cukup menuliskan 140 karakter tentang sakit hati, dan seketika semua orang akan bertanya ada apa. Hanya dengan mengubah sebaris informasi tentang kondisi hidup, maka semua orang akan percaya ada yang berubah. Seketika, kata-kata menjadi lebih tajam dari maknanya yang sebenarnya. Lebih dari sekedar tajam.
Si kata-kata menjadi penjelmaan dari seluruh kesehariaan si penulis. Kita menilai si kata-kata. Menjadikannya dasar untuk mengukur kepribadiaan seseorang. Intelektual, sifat, emosi, segalanya. Sehingga banyak yang berhati-hati dalam menuang huruf. Takut akan kebebasan yang kembali pada hakikatnya—menjadi bebas, takut dicaci maki karena menyinggung.
Sekarang, menjadi mudah membuat orang lain percaya, akan kepribadian yang diciptakan di balik layar. Si pendiam berubah menjadi sosialita. Si berisik berubah menjadi pemikir politik. Beberapa benar-benar menulis dari hati. Tentang sakit hati atau fanatisme.
Tetapi apapun itu, saya akan tetap menjadi yang salah.