The Dive Within

Ketika kami masih sama-sama berkutat dengan Tugas Akhir, teman saya Ali adalah orang yang pertama kali mengenalkan saya dengan konsep bahwa untuk menjadi expert di suatu bidang, kita setidaknya harus menekuni hal tersebut selama 10.000 jam. Staying true to his love for Lighting Design, ketika lulus, beliau nggak ragu untuk mengambil pekerjaan di bidang yang sama. Ali bahkan sempat bekerja di Singapura sebelum akhirnya kembali bekerja ke Indonesia dan melanjutkan kuliah dengan bidang yang sama ke Jerman. Buat saya, Ali adalah salah satu orang yang saya benar-benar kenal dan menerapkan prinsip 10.000 jam secara utuh.

Kadang saya iri kalau melihat Ali yang sepertinya punya bidang khusus yang membuatnya ‘dikenal’ atau ‘diingat’. Berkaca kepada diri sendiri, saya nggak punya hal seperti itu. Saya justru menarik garis keras bahwa saya nggak ingin cuma menekuni satu hal. Saya pernah bercerita tentang minat saya yang beragam di salah satu post. Now, looking back (and forward), I’ve never regret this choice.

Suatu hari, saya pernah membaca salah satu post ilustrator favorit saya, Ayang Cempaka. Di post tersebut, beliau mengutarakan bagaimana kebingungannya karena punya banyak minat dan ide. Saya sempat terkejut karena Mba Ayang adalah ilustrator dan crafter yang menurut saya punya style yang distinct dan semua produk yang dihasilkannya searah dengan style tersebut. Tapi ternyata, Mba Ayang juga punya kegelisahan yang sama dengan banyak dari kita: having no words to define ourselves.

Read more

You’re Welcome

I was sitting in the floor in the corner of hospital room, staring at the countless unromantic lights under the dark. That was just seconds before I received an email from one of curated department store that I like. We had meetings and continues talks over phone chat before, but I didn’t exactly know how to react when I saw the purchase orders of our products.

It’s funny that many exciting events in my life this year (and last year) always involve a hospital room. The first time I jumped back to 9 to 5 work last year is the first time my dad got light stroke. That was the first time, I started to make friend with hospital’s floor.

Read more

#30postsfor30

2 tahun lalu, saya sempat membuatkan tag khusus #28before28 dalam rangka ulang tahun saya yang ke 28. Nggak terasa sekarang saya hampir menginjak umur 30 tahun. Walaupun di dalam diri nggak merasa ada perubahan yang berarti, tapi fisik nggak bisa bohong, haha. Waktu tidur yang sedikit memang masih bisa ditanggulangi, tapi metabolisme tubuh sudah nggak seperti dulu lagi. Tapi kalau semangat untuk melakukan ini itu tentu masih ada (dan masih banyak).

Read more

A Day in Pattern Making

Selama setahun ke belakang, saya semakin menekuni yang namanya Pattern Making. Pertama banget memulai Kawung Living, saya cuma bisa design dengan Photoshop dan kalau ingin membuat suatu produk dengan pattern yang sama, saya bakal membuat design-nya khusus untuk produk itu saja. Misalnya produk bantal yang berbentuk kotak yang ukurannya 40 x 40 cm, maka saya bakal mulai dengan blank canvas sebesar 40 x 40 cm. Design tersebut kadang nggak bisa semerta-merta diaplikasikan ke produk Mug misalnya, karena bidang areanya saja sangat berbeda. Produk Mug yang saya buat biasanya memerlukan ukuran design persegi panjang dengan ukuran 9.5 cm x 20 cm. Ada kalanya, hal tersebut menyita waktu karena saya harus mengulangi kerja, melakukan proses skala yang berulang, dll. Belum lagi karena design-nya dibuat dalam bentuk pixel, tentu ada resiko design-nya pecah kalau ingin diaplikasikan ke media yang lebih besar.

Lama kelamaan, saya merasa harus mulai belajar membuat seamless pattern di Illustrator. Kalau ditanya apa sih bedanya, gampangnya seamless pattern itu kanan kiri atas bawahnya bisa nyambung. Jadi kalau di-repeat dari berbagai arah, bisa terlihat seamless dan nggak ada bekas sambungan.

Di luar negeri sendiri, yang namanya pattern designer atau surface pattern design adalah sebuah jurusan design yang sudah umum. Salah satu kanal mereka menyalurkan hasil karyanya adalah situs seperti Spoonflower atau Print All Over Me.

 

 

Saya pernah membuat video singkat ini sebagai gambaran bagaimana step by step saya dalam design pattern.  Ada beberapa teman yang menanyakan lebih lanjut tentang proses ini. Walaupun terlihat sederhana, tapi ada beberapa hal yang “teknis banget” dan cuma bisa dipahami kalau kita semakin banyak berlatih. Jadi untuk kali ini, saya mau menceritakan yang gampang dipahami, yaitu proses singkat menuangkan ide sampai bisa jadi pattern yang bisa diaplikasikan ke berbagai produk. Karena dari ide sederhana saja sebenarnya banyak yang bisa kamu buat.

***

Post ini sendiri dibuat berdasarkan pengalaman saya membuat pattern sederhana dalam waktu kurang dari 24 jam di suatu weekend. Waktu itu, saya post proses saya ke IG story, jadi kebetulan dokumentasinya masih ada.

Read more

Weekend’s Treat

Since it’s weekend, I’d love to roam across the internet, doing nothing, looping songs in Spotify playlist, repeatedly watching the same YouTube videos, and ease up any tension I had before. I think everybody does that once in a while. So here’s to another weekend, another random round up made for you.

These days, your favorite rock bands seem to find ‘new sound’ and evolve with this whole new generation. Paramore goes electronic and Linkin Park goes pop (Chester Bennington, may your soul rests in peace), bBut Blink-182 only finds their new sound by going back to their roots. The deluxe version of California consists the original 19 tracks + 11 new songs, and 1 acoustic version of their released song, Bored to Death. A generous treat for people who still prefer listening to rock instead of hip-hop and electronic music.

Read more