//June 26, 2009//
Sehabis menonton Debat Capres 2009-2014. Haha, saya hanya warga biasa yang tidak terlalu tahu tentang pemerintahan dan negara. Tetapi saya memuja acara Debat Capres ini karena acara ini terbukti dapat mencerdaskan bangsa. Selain memberikan overview atas kondisi asli negara saat ini, tetapi juga memberikan pandangan kita atas sakralnya pengetahuan tentang si Capres sebelum tanggal 8 Juli 2009. Saya menggarisbawahi kata asli, karena itu pandangan orang ‘atas’ terhadap permasalahan2 negara, dibanding mengkritisi terlalu banyak tanpa tahu dasar masalah, solusi, dan langkah ke depannya, malahan pada akhirnya mengatasnamakan segalanya sebagai ‘salah pemerintahan’.
Dalam debat Capres malam itu, juga dibahas tentang jumlah pengangguran terdidik Indonesia yang mencapai 50.3 % sedangkan jumlah wirausahawan hanya ada di tingkat 2 %. Membuat saya bertanya kepada diri sendiri.
Apa yang bisa saya lakukan?
Haha, klise. Semua orang pasti (atau harusnya) pernah memikirkan kalimat ini. Saya bukan ekstrimist nasionalis yang biasa berteriak-teriak membela rakyat. Saya hanya warga biasa yang suka menonton bulutangkis dan ikut berteriak. Ataupun mengutuk kebiasaan pemukulan wasit dan tawuran massal setelah pertandingan bola. Saya hanya sadar, bahwa KITA adalah bangsa yang besar.
Potensial adalah kata yang harus dijunjung. Dan kaya adalah kata untuk bangsa kita. Cukup butuh kesadaran, untuk tahu bahwa kita harusnya punya BANYAK untuk maju. Cukup butuh kesadaran, untuk yakin bahwa kita harusnya BISA untuk membuat segalanya lebih baik. Jangan menutup diri untuk sekedar mengutuki keadaan tanpa berbuat apa-apa.
Rumput tetangga memang selalu lebih hijau. Tapi BUKAN BERARTI kita tidak mampu.“Go Taufik. Go Indonesia.” Kemenangan Taufik berarti kemenangan Indonesia. Ya, cukup butuh kesadaran untuk merasa yakin bahwa kalau satu dari kita bisa berbuat banyak, kenapa kita tidak?
Saya tidak sok-sok an berkata nasionalis, tapi jangan melulu memikirkan diri sendiri. Yang penting cari kerja, dapat uang, membangun keluarga, memakmurkan saudara, apa itu Indonesia? Hanya sekedar tempat berpijak? Sekali lagi, hanya sebuah renungan untuk saya. Sebuah renungan besar.
Apa yang bisa saya lakukan untuk Indonesia?
Kesadaran. Terbukti tidak bisa datang sendiri. Harus ada niat untuk memulai, tidak selalu bisa datang dengan kata “go with the flow“. Kata-kata omong kosong untuk pemalas yang tidak biasa bangun pagi, yang manja, dan terbiasa menunggu diberitahu tanpa mencari tahu lebih dulu.