Hmm…

//April 09, 2009//

Fitnah memang lebih kejam dari pembunuhan.
Busuk.
Nggak bijak.
Di-judge.
Nge-judge.

You said you’re tired of all the above, but you’re doing that everyday.
I just keep wondering why? I just don’t believe it comes from you. Or is it just too obvious but I keep deny it.
You don’t keep the words, and suddenly I’ve just lost my respect to you. Don’t try to be the nicest person on earth if you just do the grossest thing.
Being a public enemy? I just see why you had it.
I’m tired of you. I just let people to see the real you… or me. And maybe we’ll see. Who’s the real jerk after all.

 

The So Called Anti Plastic Bag Campaign

//February 09, 2008//

Saya gk munafik. I’m a Plastic Bag User. Saya belum mampu pulang dari Hypermart abis belanja bulanan menenteng belanjaan saya pake tas selain plastik. Dan saya masih mengandalkan tas plastik buat alas tong sampah saya. Tapi, saya mendukung ko kampanye2 sejenis yang sekarang sedang santer digalakkan. (harusnya) Menginspirasi dan membuat kita semua (harusnya) sadar atas bahaya tas plastik itu sendiri.

Kakak saya pernah ngiri sama tas “I’m Not a Plastic Bag” punya temennya. Waktu itu saya berniat membelikannya yang mirip di Jonas, harganya cuman 5000 perak dan gambarnya juga nggak jelek2 banget. Setelah saya selesai membayar, mbak2 kasirnya malah mengeluarkan sebuah tas plastik buat ngebungkus tas itu. Saya bingung.

Saya: Udah mbak, gk usah diplastikin.
Mbak kasir: Ooh… mau langsung dipake ya?

Haargghh!! Sebenernya, dia ngerti gk sih arti Anti-Plastic Bag itu sendiri??? Mungkin bukan salah mbak kasirnya juga ya, mungkin emang pekerjaan yang dikasih mengharuskan dia begitu. Ironis. Membuat saya jadi bertanya-tanya, apa orang-orang lain yang meneriakkan anti sama tas plastik itu juga ngerti apa arti dari kata-kata yang mereka agung-agungkan itu?