life after college #3

Bukan rahasia lagi kalau mencari pekerjaan di zaman sekarang amat sangat sulit. Tenaga kerja semakin banyak, tetapi tidak berbanding lurus dengan jumlah lapangan kerja yang ada. Beruntunglah bagi para orang-orang yang langsung mendapat pekerjaan sebelum menyandang predikat pengangguran terlalu lama. Pengangguran memang beban negara, tapi percayalah Tuhan punya rencana besar di balik semua hal :)

Di bawah ini adalah beberapa saran dan cerita saya (cieeee… :P)  yang mungkin bisa sedikit mencerahkan jalan ketika menganggur. Kalau ada yang merasa senasib, kasih tahu saya ya…

Life as we know it

Bebas mungkin adalah kata yang tepat untuk menggambarkan hidup setelah lulus, tapi di balik semua itu, layaknya jebakan Batman, kamu juga harus bertanggung jawab penuh dengan semua kebebasan kamu itu. Tapi yang jelas, kamu tidak perlu dikejar-kejar (atau mengejar) pembimbing TA, tidak perlu bangun jam 6 untuk kuliah pagi, ataupun datang tergopoh-gopoh ke kampus untuk ujian. Inilah saatnya untuk membeli tiket ke China, menonton 6 season How I Met Your Mother sampai pagi, ataupun berkeliling Bandung hanya untuk mengunjungi kebun binatang dan museum (true story, studi kasus Dheny Hiras Pasaribu :P).

Awalnya memang menyenangkan, tapi mungkin saat paling tidak menyenangkan adalah ketika menimbang berat badan. Karena lowongnya waktu yang tidak diimbangi oleh pola makan dan tidur yang berat sebelah, terkadang menyebabkan kita merasa pathetic ketika melihat ke cermin (true story :P). Kembali lagi ke pernyataan awal, saatnya kita bertanggung jawab untuk semua hal, termasuk banyaknya lemak yang terkonsumsi ke tubuh (atau perut) kita. Kebebasan tersebut pun kadang membuat kita bosan karena lama-kelamaan, kebebasan itu menjadi rutinitas yang mungkin membuat kita putus sa dengan diri sendiri.

Informasi

Mencari kerja itu sebenarnya juga urusan mencari informasi yang tepat. Informasi di zaman sekarang mudah didapat dan bahkan bisa diakses lewat telepon genggam. Seharusnya hal ini memudahkan kita untuk segala hal, asalkan tahu di mana dan dengan cara apa kita bisa mendapatkan informasi yang sesuai. Beberapa perusahaan sudah menerapakan proses rekruitmen online (pendaftaran/tes online), sehingga kamu boleh melupakan zaman Si Doel Tukang Insinyur yang mencari kerja lewat map sumbangan dan ketukan pintu di berbagai perusahaan.

Cara paling mudah dan ‘aman’ untuk mendapat informasi lowongan pekerjaan adalah di Career Center kampus masing-masing. Untuk jurusan Teknik seperti saya, 3 career center utama yang harus rajin dilirik adalah PCD ITB, CDC Teknik UI, dan ECC UGM . Saya cuma mendaftar PCD ITB, tapi beberapa teman ada yang mendaftar di CDC Teknik UI juga. Sebenarnya, informasi yang ada hampir mirip-mirip tapi bergantung domisili dan kesanggupan kita untuk mengikuti tes di mana (pilihan di CDC Teknik UGM biasanya lebih beragam tapi saya enggan untuk mendaftar karena domisilinya yang ada di Jogja, sedangkan CDC UI dan PCD ITB lowongannya cukup mirip).

Oh iya, jangan lupakan juga kolom karir di Kompas setiap hari Sabtu. Lalu ada baiknya juga mencari informasi lewat website pencarian kerja atau mailing list alumni, http://www.jobscdc.com/ dan http://bilaboong-kerja.blogspot.com/ adalah situs yang lumayan sering saya buka dan rajin di update. Kalau kamu berminat di industri tertentu, maka rajin rajin saja mencari situs yang tepat (Petromindo untuk Oil&Gas, maupun http://karir-bumn.blogspot.com/ untuk yang berminat bekerja di BUMN ataupun lowongan CPNS). Thread Dunia Kerja di Kaskus juga merupakan tempat yang tepat karena banyaknya perusahaan yang dibahas detil di sana.

Job Fair juga merupakan instant gateaway kamu untuk mendaftar di suatu perusahaan. Hal ini karena para peserta Job Fair biasanya diproses lebih cepat dan mendapat kejelasan terpanggil tes (dibanding yang mengirim lamaran lewat email/pos/apply online). Tapi sekali lagi, bersiaplah untuk jumlah saingan yang ribuan banyaknya. Karena tentu saja acara sejenis menjadi target utama para pencari kerja, sehingga kadang seleksi IP menjadi bahan dasar suatu perusahaan untuk memisahkan CV kita ke meja wawancara ataupun ke tempat sampah (true story).

Nah, pilihan yang ini sebenarnya hal yang paling saya benci. Lewat koneksi. Karena pada dasarnya saya kurang sreg, jadi masih sok idealis untuk mencari kesempatan sendiri dibanding harus mendapat bantuan dari orang lain :P Sebenarnya tidak ada yang salah juga dengan cara ini, dan kemungkinan mendapatkan pekerjaan yang dimau menjadi lebih besar. Jadi, cobalah mulai rajin2 kontak teman-teman/kakak kelas yang sudah kerja duluan atau tempat KP kamu, dan tanyakan apakah perusahaan mereka membuka lowongan. Karena beberapa perusahaan ada yang mengadakan closed recruitment untuk teman-teman/saudara dari karyawan perusahaan tersebut.

Intinya sih, pergunakan semua kesempatan yang ada. Jangan malas untuk mencari informasi ataupun lowongan-lowongan dari mana saja.

The cycle

Kalau yang ini, saya dikasih tahu sama seseorang. Tapi entah kenapa juga kejadian sama saya. Jangan terlalu dipercaya ya, nanti malah jadi sugesti :P Untuk yang menganggur untuk waktu yang cukup lama (baca: 3 bulan ke atas), berhati-hatilah dengan sindrom bulan kelipatan 3. Entah mengapa bulan 3 dan bulan 6 menjadi titik keputusasaan paling tinggi yang pernah saya alami. Pada umumnya, 3 bulan pertama kita jalani dengan semangat untuk mencari pekerjaan, mengikuti tes demi tes dan tentu saja dengan idealisme tinggi. Setelah 3 bulan berlalu, rasa hati biasanya menjadi jenuh. Ekspektasi mulai menurun, idealisme mulai meluntur. Beberapa pekerjaan/perusahaan yang tidak pernah kita dengar sebelumnya mulai dilirik, semua tombol apply mulai ditekan. Nah, jika sudah 6 bulan berlalu, biasanya adalah saat kita melihat teman seangkatan atau angkatan selanjutnya lulus. Ini merupakan waktu terkritis yang menyebabkan besarnya tingkat keputusasaan. Karena tentu saja, kita akan bersaing dengan ‘pemain-pemain baru’ yang mengincar hal yang sama dengan kita. Beberapa mungkin punya IP yang lebih tinggi, ataupun track record yang lebih bagus. Saran saya cuma satu, banyak-banyak doa dan tawakal. Karena pada akhirnya, semua hal yang terjadi dalam hidup adalah sesuatu yang pasti harus berlanjut. Like day turns night, like the inevitable rain. Jadi yakinlah bahwa apapun yang kita dapat sekarang adalah yang terbaik yang dapat terjadi dalam hidup kita.

* foto diambil dari pameran Doksos Dies Emas LFM ITB.

2 thoughts on “life after college #3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.