//June 29, 2009//
One day to go, baby.
a shallow and mad journal
In between daily life, works, journey, and other routines, I find inspiration hidden everywhere. All those beautiful colors are meant to paint the world in the most unsuspected ways.
//June 29, 2009//
One day to go, baby.
//June 27, 2009//
Transformers 2.
Hmm, where should I need to start? Explosion, the creepy Decepticons, Megan Fox, explosion, the great great Optimus Prime, a lot of explosions.
Menonton Transformers 2 sama dengan pengalaman menghancurkan (atau lebih tepatnya meledakkan) BANYAK kaleng rongsok. Transformers 2 mungkin bisa disebut the most anticipated movie di tahun ini. Tetapi tampaknya, kita berharap terlalu banyak.
Untuk penggemar lamanya, menonton seri kartun ini menjadi nyata adalah impian yang telah lama terpendam. Itulah mengapa Transformers menuai kesuksesan. Di sekuelnya ini, Sam Witwicky kembali berperang menyelamatkan bumi bersama Optimus Prime dan geng Autobot lain. Ekspektasi berlebihan mungkin adalah kata yang tepat untuk Transformers 2. People getting bored with a metal who can turn into robot, and then into a car, and into robot again. We’ve seen it already. No need to bring another (or much more other) metal.
Yah, mungkin itulah perasaan saya. Di Transformers pertama mungkin saya sedikit memaafkan ceritanya yang biasa-biasa saja itu, karena ada bagian hebat lain yaitu disebut animasi dan actionnya. Semua orang pasti terpukau dengan animasinya (yang bahkan berhasil mendapat Oscar itu). Saya aja sampe pengen koprol sehabis nonton film itu sangking serunya. Tapi, tampaknya, Michael Bay mengartikan lain Transformers 2. Mungkin karena menganggap itulah daya tarik terbesarnya (selain Megan Fox tentunya), ia menambah (banyak) Autobot dan lebih banyak action di film ini. Seru memang, tapi membosankan.
Seperti adegan pertarungannya misalnya, kadang Bay membuat banyak slow motion untuk memperjelas beberapa bagian actionnya. Tetapi, kadang kita bahkan tidak tahu siapa yang sedang menghajar siapa, dan apa yang sedang terjadi. Banyaknya karakter baru yang ditambahkan juga membuat saya bingung, sampai akhir filmpun saya gk inget siapa nama-nama Autobot baru itu (kecuali Iron Head mungkin). Yah, setidaknya terima kasih atas trailernya yang ‘mengundang’ itu. Constructicon (or whatever the name is) memang keren, sesuai harapan yang ada di trailernya. Tapi kok gampang kalahnya? Begitu juga dengan adegan pertarungan Optimus dan The Fallen. Orang-orang tentu menunggu saat2 di mana mereka berdua akan bertemu, tetapi justru adegannya terlampau cepat. Cuma kurang dari 1 menit, The Fallennya udah KO. Tetapi salut buat Optimus Prime sih, luar biasa. Saya langsung jatuh cinta sama karakter ini. I guess people also loves the robots more than the human character (kecuali Megan Fox mungkin) .
Dan hmm.. Megan Fox. She just turns the movie into Victoria Secret show. Gila ya, kayaknya emang banyak adegan yang disengaja-sengajain supaya si Megan Fox itu lari-lari. Well yeah, she ranked #2 on sexiest woman on Maxim. Ya udahlah ya, no need to worries, boys. Kecuali rumor kalo dia cowok, ya. Sepanjang film, Mangasiterus2an geleng2 kepala sambil ngomong, “ Sayang ya, dia cowok.” Hiburan terbesar saya justru ada di tokoh Jetfire, dan kedua orang tua Sam. Karakter mereka lebih menarik daripada Sam dan Mikaela yang tampaknya susah sekali mengucapkan kata cinta (eeuwwh, too lame).
Recommended Consensus: Transformers 2, lumayanlah. Another great entertainment popcorn for people who loves explosions and metal crancking sound.
//June 27, 2009//
March 5, 2010.
Don’t you just dying to wait the date?
Alice in Wonderland and Tim Burton. Imagining my two most favorite things combine in one movie, it’s like a dream comes true. Don’t you just love the smell? ♥
It’s creepy yet beautiful. The line up just wonderful and the art concept is like magic. Helena Bonham Carter (obvious) as The Red Queen, Anna Hathaway as The White Queen, and Johnny Depp (too obvious) as the Mad Hatter. Mia Wasikowska is playing Alice. Look at the pictures, is like a dream. The Mad Hatter looks faboulous, and the Queen of Heart is just as snob as I thought. Oh my, I’m just crazy about the movie already ♥.
//June 27, 2009//
Suddenly I just miss being in Bandung. Haha, another reality check. And finally, it’s just 2 days before my internship was over. Yeah, finally.
//June 26, 2009//
Sehabis menonton Debat Capres 2009-2014. Haha, saya hanya warga biasa yang tidak terlalu tahu tentang pemerintahan dan negara. Tetapi saya memuja acara Debat Capres ini karena acara ini terbukti dapat mencerdaskan bangsa. Selain memberikan overview atas kondisi asli negara saat ini, tetapi juga memberikan pandangan kita atas sakralnya pengetahuan tentang si Capres sebelum tanggal 8 Juli 2009. Saya menggarisbawahi kata asli, karena itu pandangan orang ‘atas’ terhadap permasalahan2 negara, dibanding mengkritisi terlalu banyak tanpa tahu dasar masalah, solusi, dan langkah ke depannya, malahan pada akhirnya mengatasnamakan segalanya sebagai ‘salah pemerintahan’.
Dalam debat Capres malam itu, juga dibahas tentang jumlah pengangguran terdidik Indonesia yang mencapai 50.3 % sedangkan jumlah wirausahawan hanya ada di tingkat 2 %. Membuat saya bertanya kepada diri sendiri.
Apa yang bisa saya lakukan?
Haha, klise. Semua orang pasti (atau harusnya) pernah memikirkan kalimat ini. Saya bukan ekstrimist nasionalis yang biasa berteriak-teriak membela rakyat. Saya hanya warga biasa yang suka menonton bulutangkis dan ikut berteriak. Ataupun mengutuk kebiasaan pemukulan wasit dan tawuran massal setelah pertandingan bola. Saya hanya sadar, bahwa KITA adalah bangsa yang besar.
Potensial adalah kata yang harus dijunjung. Dan kaya adalah kata untuk bangsa kita. Cukup butuh kesadaran, untuk tahu bahwa kita harusnya punya BANYAK untuk maju. Cukup butuh kesadaran, untuk yakin bahwa kita harusnya BISA untuk membuat segalanya lebih baik. Jangan menutup diri untuk sekedar mengutuki keadaan tanpa berbuat apa-apa.
Rumput tetangga memang selalu lebih hijau. Tapi BUKAN BERARTI kita tidak mampu.“Go Taufik. Go Indonesia.” Kemenangan Taufik berarti kemenangan Indonesia. Ya, cukup butuh kesadaran untuk merasa yakin bahwa kalau satu dari kita bisa berbuat banyak, kenapa kita tidak?
Saya tidak sok-sok an berkata nasionalis, tapi jangan melulu memikirkan diri sendiri. Yang penting cari kerja, dapat uang, membangun keluarga, memakmurkan saudara, apa itu Indonesia? Hanya sekedar tempat berpijak? Sekali lagi, hanya sebuah renungan untuk saya. Sebuah renungan besar.
Apa yang bisa saya lakukan untuk Indonesia?