saya. rasa.

Saya (dan mungkin juga kamu) tahu bagaimana merasa. Walau kadang tak mengerti artinya rasa. Bertanya-tanya mengapa harus ada kata, ketika harusnya sudah cukup hanya rasa.

Merasa hanya soal kesempatan.

Kesempatan untuk sadar ia telah ada. Beruntunglah para perasa, mereka yang mengerti dinamika masa. Walau merasa-rasa kadang sia-sia, membuang asa yang harusnya dipakai tertawa.

Ini ambil saja. Untuk saya, cukup rasa ini saja yang tersisa. Saya sudah tidak cukup perasa untuk melihat ke luar sana.

apa yang tak tahu ada

Kamu tahu rasanya sakit hati, dan penantian. Seperti ia yang tak kunjung datang. Seperti apa yang tak tahu ada.

Katakan saja kamu suci, dan sebenarnya tidak mungkin. Seperti saya dan mereka, tersakiti dan mencintai. Kepada apa yang tak tahu ada.

Di tanah ini adalah seberang, tergantung di mana kaki kita berpijak. Tak bergerak dan tak beranjak. Ingin merangkak tetapi kepada siapa.

Ini bintang. Masukan ke saku dan tebak sampai kapan. Mengharap apa yang tak tahu ada.

Dari sana terlihat apa? Di seberang hanya kadang. Terlihat jarang dan tetap menerawang. Melihat apa yang tak tahu ada.

Di sana mungkin gelap. Saya bersyukur di sini terang. Tidak perlu menebak masa depan, karena menjalaninya lebih benderang.

lifeaftercollege #4

ketika kata-kata finansial terucap-ucap tanpa tahu apa artinya (dan sebenarnya, tidak ingin pernah tahu)

Buat saya yang tidak pernah menabung sampai lulus kuliah, dan terbiasa menghabiskan uang bulanan yang tersisa untuk beli komik, kehidupan seperti sekarang terbilang menyeramkan. Karena dengan pendapatan yang dihasilkan sendiri, otomatis pengaturan keuanganpun harus dilakukan sendiri. Saya sadar saya impulsif, alhamdulillah-nya impulsif saya bukan karena barang, tapi impulsif jajan (apa lebih parah? :P). Jadi pengeluaran impulsif saya termasuk kecil-kecil tapi kalau dihitung menggunung.

Ada juga beberapa teman-teman saya yang mengeluh bahwa mereka kesulitan menabung padahal pengeluarannya hanya seputar makanan, ongkos, dan sedikit beli-beli saja. Sebenarnya sedikit beli-beli ini yang masalah, apakah benar sesedikit itukah beli-beli kamu? Trik kecil yang saya pelajari dari Angga semasa kuliah (yang sangat berguna sekarang) adalah mencatat SEMUA pengeluaran SETIAP HARI. Yang dimaksud semua adalah sekecil2nya pengeluaran tersebut, dari mulai makan, belanja, bayar parkir, beli permen, dll. Untuk bulan-bulan awal, coba klasifikasikan pengeluaran menjadi beberapa kelas besar, transport, makan, atau bahkan untuk main (khusus saya sih namanya Anggaran Main). Jadi kamu bisa tahu kemana sebenarnya sebagian besar uang kamu pergi.

Setelah tahu berapa kira-kira pengeluaran ‘pokok’ yang kamu keluarkan setiap bulan. Coba dilihat sebelah mananya pengeluaran kamu yang bisa dihemat. Dari situ kamu bisa menentukan seberapa besar yang bisa kamu tabung setiap bulan.  Besarnya persen yang ingin kamu tabung itu tergantung dengan target dan kemampuan yang dapat kamu capai. Tips dari saya sih, berusalah untuk REALISTIS. Jangan terlalu pelit untuk membelanjakan pendapatan kamu, karena siapa sih yang tidak ingin membeli flats shoes idaman ataupun DVD compilation Star Wars yang sejak dulu dimimpi-mimpikan :P Tapi jangan juga menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang tidak terlalu penting atau tidak terlalu kamu butuhkan (saya menyebut barang-barang ini dengan nama “barang lucu tidak berguna”).

Menurut buku yang saya baca sih, untuk usia fresh graduate, menabung 10 % dari pendapatan kamu sudah sangat baik loh (bayangkan jika pendapatan kamu 1.000.000/bulan, kamu cukup menabung 100.000). Terlihat kecil bukan, nah harusnya kita bisa menabung lebih besar dari itu. Untuk hitungan saya yang bekerja di Jakarta dan punya rumah di Jakarta (yang berarti tidak perlu mengeluarkan uang kost atau uang makan) harusnya saya bisa menabung hampir setengah dari pendapatan saya. Tapi kalau menurut saya, ini saatnya untuk menyisihkan sebagian uang untuk membantu orang tua. Cobalah mulai menyisihkan sebagian kecil untuk membantu membayarkan yang kecil-kecil, biasanya sih orang tua yang masih dalam usia kerja bakal menolak dan menyuruh kamu untuk menabungkan saja uangnya. Tapi trik saya sih bilang saja untuk minta ‘disimpankan’ sama mereka :D

Kalau kamu kesulitan untuk menabung karena tergoda untuk menyicil barang-barang yang terlihat “kapan lagi kalau bukan sekarang?” ataupun karena sifat impulsif yang tidak dapat dikendalikan :P, cobalah untuk membuat rekening lain khusus untuk tabungan. Di beberapa bank tersedia tabungan rencana ataupun tabungan dana pensiun yang ‘secara paksa’ mendebet beberapa persen (yang besarnya kamu tentukan sendiri)  dari rekening kamu ke rekening tabungan kamu yang lain.

Setelah punya simpanan yang cukup ‘aman’ (biasanya saya menetapkan batas, berapa banyak yang harus tersisa di tabungan), kamu mungkin bisa mencoba untuk berinvestasi. Banyak bentuk investasi yang sedang naik daun sekarang, di antaranya reksadana dan investasi emas. Yang manapun yang kamu pilih, sebaiknya diikuti dengan pengetahuan yang baik pula. Jenis investasi yang paling aman untuk para investor pemula, mungkin bisa dimulai dari investasi emas (saya biasa mengecek LogamMulia untuk harga emas, dan Goldgram untuk pengetahuan mengenai emas).

Salah satu buku yang benar-benar mencerahkan hidup saya adalah buku ini. Untuk Indonesia yang Kuat menjabarkan banyak hal yang sebelumnya tidak pernah saya pikirkan (ya iyalah, saya ngertinya ya habis kerja, cari duit, nabung sampe menggunung, yang ternyata tidak cukup sampai di situ). Buku ini berhasil bikin takut dan jleb jleb jleb sampe ke dasar dasar :)) Ligwina Hananto, sang penulis buku ini, juga bisa ditemui di Planning a Better You (salah satu kolom di Kompas.com yang membahas tips tips keuangan yang mudah dimengerti, saya rekomendasi sekali kolomnya) dan website QM Financial (konsultan financial milik Ligwina yang  website-nya menyediakan kalkulator yang bikin jleb jleb jleb untuk menghitung dana pensiun, dana pendidikan untuk anak, dll).

Intinya sih ada beberapa yang masih menganut paham “belum waktunya untuk menabung” atau “masih banyak waktu di hari esok”, semuanya tidak ada salahnya. Semua hal memang perlu niat untuk memulai, dan saya sih tidak mau suatu saat terbangun dan merasa menyesal karena harusnya bisa mulai lebih awal. Pada akhirnya, semua orang selalu mengharapkan financial freedom kan?

PS: Jangan lupa juga untuk menyisihkan uang kamu untuk berzakat. Karena sebagian dari yang kamu punya sekarang adalah titipan milik orang lain yang membutuhkan. Investasi inilah yang insyaallah akan berlipat ganda, beranak pinak, dan tidak akan pernah habis bunganya :)

on intersection of happiness

On intersection of happiness, a choice is still a choice. No matter what other people say and how risky it might be. Don’t rely yourself on some freaking compass or map, it won’t work. Because the brokenhearted may blow you away and left your puzzle undone. Your mind is racing against the sand, clock’s ticking and sometimes the best thing to do is follow the stream. Along with the river, swim we will. Surrender the soul to breathe once more. To find the perfect was once misspelled purrfect, and where’s the finish line if you’re only after what’s better. Over thinking may not be the best idea, and there’s no such thing as the right timing. Distance is a risk one can make, but don’t blame the earth for staying where it is. It once told you that it is wiser to calm down and sits patiently. Waiting for the storm to pass, waiting for the kiss that sent behind every wind, between the voices of the falling leaves.

Here lies the string of Paul when the sweet sound of John sets the mood. And all you need is love, all you need is love.

Good luck, friend(s) ♥

adu pagi

Dan kepada sinar matahari pagi kami mengadu hari

Menanti surat elektronik dan pesan singkat

Hanya untuk sebuah kabar baik

Yang tak pasti

Melagu

Miris

.

Dan untuk semua para pengadu hari yang masih bertahan

Kami berikan banyak-banyak semangat dan cinderamata

Entah bernama dan dinamakan apa, terserah saja

Pastikan ini aman sampai saatnya nanti

Ketika pagi sungguh terasa pagi,

dan larut malam adalah jam 10

Untuk mengadu nasib lagi

dengan lagu baru

Ayo adu saja

Pagi